Wednesday, April 12, 2023

PROPOSAL KHATAMAN AL-QURAN

 

Proposal

Khatam Al-Qur'an

 

“ mendapat berkah di bulan yang penuh dengan berkah”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kecamatan sungai kanan

Kabupaten labuhanbatu selatan

Provinsi sumatera utara

 


 

A.    LATAR BELAKANG

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menurunkan Al-Qur’an sebagai cahaya dan pedoman hidup bagi kita semua. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, suri tauladan utama bagi umatnya yang memiliki akhlak berupa Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Umat islam wajib dan pandai membaca Al-Qur’an karena Al-Qur’an adalah kitap suci agama islam, wahyu yang turunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibril. Al-qur’an merupakan pedoman dan petunjuk  bagi umat islam, agar dapat mengetahui dan membedakan antara yang haq dan batil, berisi perintah dan larangan yang wajib ditaati bagi orang-orang yang beriman. Selain itu Al-Qur’an adalah sumber segala ilmu, peraturan dan perundang-undangan dalam mengatur hidup manusia baik didunia maupun di akhirat kelak. Nabi Muhammad SAW bersabda, ‘’sebaik-baiknya kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya’’.

Diantara upaya agar umat islam pandai membaca Al-Qur’an diluar pendidikan formal adalah melalui program taman pendidikan Al-Qur’an (tpa), yang saat ini hamper setiap masjid telah melaksanakan program tersebut, bahkan dirumah-rumah, musholla dan bentuk-bentuk kelompok pengajian lainnya. Demikian juga di Masjid Al-Ikhwan, program tpa telah berjalan cukup lama dan telah melahirkan ratusan santri dan merupakan suatu upaya menghapus buta aksara al-qur’an bagi generasi muda. Hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan generasi muda bangsa yang berkualitas dan berguna, serta taat kepada Allah SWT dan rasulnya, yang mampu meberikan manfaat kepada orang-orang disekitarnya.

B.       NAMA KEGIATAN

 Nama kegiatan ini adalah : “ Khatam Al-Qur’an ’’

C.       TEMA KEGIATAN

 Dengan Acara Khatam Al-Qur’an, Kita Tingkatkan Motivasi dan kecintaan Generasi mudai Islam Dalam Memahami Dan Mengamalkan Al-Qur’an Secara Kaffah

 

D.      LANDASAN KEGIATAN

a.       Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah, mendirikan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan rugi. (QS. Fathir: 29)

b.      ‘’bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan dating pada hari kiamat menjadi pemberi syafa’at bagi orang-orang yang bersahabat denganya’’. (HR. Muslim)

c.       ‘’Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia.’’ Para sahabat bertanya, ‘’siapakah mereka wahai Rasulullah?’’ beliau menjawab,’’para ahlul qur’an merekalah keluarga allah dan orang-orang pilihan-nya.’’ (Hr. Ahmad Dan Ibnu Majah)

E.     TUJUAN KEGIATAN

Seperti yang telah disinggung diatas, tujuan pelaksanaan Khatam Al-Qur’an ini adalah :

1.      Mengupayakan generasi muda Islam supaya pandai baca Al-Qur’an sejak dini

2.     Menumbuh bangkitkan sikap cinta Al-Qur’an dan mewujudkan generasi muda bangsa yang berkualitas dan berguna, serta taat kepada Allah SWT dan rasulnya, yang mampu meberikan manfaat kepada orang-orang disekitarnya

F.     AGENDA PELAKSANAAN

Acara khatam Al-Qur’an diselenggarakan pada:

Hari/ tanggal         :

Tempat                  :

G.    PESERTA

Peserta adalah Muda/i, Hatobangon, Alim Ulama dan Anak mengaji sebanyak 70 0rang.

H.    TAHAPAN KEGIATAN

No

TAHAPAN

Waktu

1.

2.

3.

4.

Seleksi peserta Khatam Al-Qur’an

Pawai dengan rute yang ditetapkan oleh panitia

Acara selamatan atau syukuran Khatam Al-Qur’an

Tausiah akbar dan penutupan acara Khatam Al-Qur’an

-Kondisional

-Kondisional

-Kondisional

-Kondisional

 

I.       SUSUNAN KEPANITIAAN

Struktur Kepanitiaan terlampir pada lampiran I

J.      ANGGARAN KEBUTUHAN DANA   

Rincian anggaran kebutuhan dana terlampir pada lampiran II

K.    PENUTUP

Demikianlah Proposal Kegiatan pelaksanaan Khatam Al-Qur’an ini dibuat sebagai gambaran pelaksanaan nantinya dilapangan dan besar harapan kami kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dan menjadi bahan pertimbangan bagi pihak yang terkait dalam keberlangsungan acara ini nantinya.

‘’perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkakan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatkan gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah maha luas (karunia-nya) lagi maha mengetahui.’’ (QS. Al-Baqarah: 261)

‘’apabila meninggal anak cucu Adam (manusia), maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal saja, yaitu sedejah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak saleh.’’ (HR. Ahmad)

Atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

 

PANITIA KHATAM AL-QUR’AN

Ketua                                                                                                                          Sekretaris

 

DINASTY HERI MARBUN                                                                                          FAISAL EFENDI H,S.S 

                                   

LEMBAR PENGESAHAN KEGIATAN KHATAM AL-QUR’AN

 

 

Mengetahui

MALIM KAMPUNG

 

 

 

(-------------------)

MENGETAHUI

KEPALA DUSUN

 

 

 

(----------------)

 

MENYETUJUI

KETUA BKM MASJID

 

 

 

 

 

(---------------------)

 

 

KETUA PANITIA                                                                                                          SEKRETARIS PANITIA

 

 

 

 

DINASTI HERI MARBUN                                                                                            FAISAL EFENDI H,S.S

Lampiran 1

SUSUNAN PANITIA ACARA KHATAM AL-QUR’AN

 

Pembina                     : Nasrul A. SH                            

                                    : Dr. Agusli. SH.

                                    : Hj. Yasmidar

Ketua Pelaksana        : Hery Adriansyah

Wakil Ketua               : Sardona

Sekretaris                   : Reknowiliarfan

                                    : Yuni Harike Saputri. S.Pd

Bendahara                 :  Drs. Syukri Rusli

 

DIVISI                       : ACARA

Koodinator                  : Wedi Syafriadi S.Pdi

Anggota                      : Andre Purwanto J B            

                                    : Tari

                                    : Deby Prisilia

DEVISI                      : PERLENGKAPAN

Koordinator                : Hermanto

Anggota                      : Am Makmur

       : Pemuda/i RW 05

DEVISI                      : KOSUMSI

                                    : Ibuk2 PKK Setempat

 

DEVISI                      : KEAMANAN

Koordinator                : Ali guru

Anggota                      : Herman Kulun (Ket Pemuda)

       : Pemuda/i RW 05

DEVISI                      : DEKORASI

Koordinator                : Syahrial (Uwo)

Anggota                      : Pemuda/i RW 05

Dalam mempermudah jalan kerjanya, Panitia  dibantu oleh pemuda dan pemudi Setempat

Lampiran 2

ANGGARAN  DANA PELAKSANAAN ACARA KHATAM AL-QUR’AN

A.  SUMBER DANA

Adapun sumber dana dari kegiatan ini adalah :

1.      Iuran dari wali murid

NO

URAIAN

VOLUME

SATUAN (Rp)

JUMLAH (Rp)

1

Peserta Khatam Al-Qur’an

70 orang

Rp -10.000

Rp 700.000

Total

Rp

2.      Sumbangan dari donatur, swasta dan dari pihak lain yang sifatnya tidak mengikat

B. RINCIAN PENGELUARAN  

No

Devisi

Pengeluaran (Rp)

1

Devisi Perlengkapan dan dekorasi

Mimbar

Rp    3.00.000

Spanduk

Rp     500.000

Dekorasi

Rp  2.000.000

Total

Rp 5.500`000

2

Acara

Hadiah + sertifikat

Rp 3.000.000

Total

Rp 3.000.000

3

Kosumsi

Nasi

Rp 4.000.000

Snack

Rp 1.000.000

Total

Rp 5.000.000

4

Dokumentasi

Rp    500.000

5

Keamanan

Rp    600.000

7

Kebersihan

Rp    500.000

8

Biaya tak terguda

Rp    450.000

Total

Rp 15.550.000

 

khutbah Idul Fitri 2023

 

KHUTBAH IDUL FITRI

Meskipun saat ini kita dalam masa-masa yang sulit, tapi alhamdulillah, pagi ini kita masih diberi kekuatan untuk merayakan hari kemenangan yang penuh kebahagiaan. Semoga kita dianugerahi umur yang panjang sehingga dapat kembali menikmati kelezatan ibadah pada Ramadhan yang akan datang. Sabar dan syukur adalah dua senjata bagi seorang mukmin dalam mengarungi kehidupan di dunia. Jika kita tidak menghiasi diri kita dengan sifat sabar dan syukur dalam situasi seperti ini, maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali kerisauan, kepenatan, kesusahan, dan kesedihan. Sebaliknya, jika kita tanamkan sabar dan syukur dalam hati kita, maka kita akan meraih ridha Allah dan pahala yang besar di kehidupan akhirat. ini juga mengingatkan kita akan kematian. Manusia pasti akan mati. Manusia tidak selamanya hidup di dunia ini. Semuanya pasti akan berakhir dengan kematian. Firman Allah SWT, dalam surat Al-A’raf 34 : وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُون

Artinya : Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. Kematian adalah pintu yang akan dimasuki oleh setiap insan. Ajal tidak akan meminta izin kepada orang muda yang sehat. Maut juga tidak akan permisi kepada orang tua yang sakit-sakitan. Maut akan menjemput seseorang secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. mengingatkan kepada kita akan arti penting dari ilmu agama. Tanpa ilmu agama, kita tidak akan mampu menggali hikmah dari suatu kejadian. Tanpa ilmu agama, kita tidak akan dapat bersabar dan bersyukur sebagaimana mestinya. Tanpa ilmu agama, kita tidak akan mampu menyikapi musibah sesuai tuntunan syariat Islam. Jamaah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah. Kita bersyukur kepada Allah karena telah dianugerahi kekuatan untuk menuntaskan ibadah puasa dan berbagai ibadah lainnya selama bulan Ramadhan. Setiap kali selesai menuntaskan suatu ibadah, seorang mukmin yang baik akan berharap-harap cemas. Berharap ibadahnya diterima oleh Allah. Dan cemas, jangan-jangan ibadah yang telah dilakukan tidak diterima oleh-Nya.Harapan itu akan memotivasinya untuk terus melakukan ibadah sehingga ia bisa menghimpun bekal sebanyak-banyaknya untuk kehidupan akhirat. Sedangkan kecemasan dan kekhawatiran itu akan mendorongnya untuk terus beribadah, karena ia tidak tahu ibadah mana yang diterima oleh Allah ta’ala, apakah ibadah yang telah dikerjakan ataukah ibadah yang akan dilakukan.Setelah hak-hak Allah kita tunaikan selama Ramadhan melalui ibadah-ibadah yang kita lakukan, tibalah kini waktu untuk memenuhi hak-hak sesama hamba. Hari raya adalah salah satu momen yang tepat untuk mempererat tali silaturahim dan memperkuat hubungan persaudaraan sesama muslim dan sesama anak bangsa. Menyambung silaturahim adalah salah satu kewajiban dan memutus silaturahim termasuk salah satu dosa besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا يَدْخُلُ الْـجَنَّةَ قَاطِعٌ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ) Artinya: “Tidak akan masuk surga (bersama orang-orang yang lebih awal masuk surga) orang yang memutus silaturahim (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Pada idil fitri ini setelah kita membesarkan asma allah setelah kita ruku’ dan sujud dihadapan Allah Swt setelah sebulan penuh kita puasa disiang hari dan tarawih dimalam hari, kita berharap Allah Swt mensucikan diri kita mengembalikan kita kepada kemanusiaan kita pada fitroh kesucian kita sebagai hamba Allah Swt. قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّىٰ

Artinya : Sunggu beruntunglah orang yang membersihkan dirinya. Coba kita ingat kembali dan kita amati bersama mungkin pada tahun yang lalu ataupun pada bulan ramadhan yang lalu, kita masih berkumpul bersama dengan keluarga, masih berada dalam pelukan sang ibu dan masih merasakan cinta dan kasih sayang dari seorang ayah, orang tua yang seraya menjadai cahaya dalam kegelapan jadi penuntun dikala kita jatuh, membina dan merawat kita, mulai dalam kandungan sampai kita dewasa akankah kita menjadi anak yang tidak tau berterimakasih, akankah kita menjadi anak yang durhaka yang tidak mau melihat senyum dibibir mereka, yang berkorban membina dan merawat kita. Mohon maaf! Mengapa kita menjadi anak yang terbaik, menjadi anak yang soleh dan solehah mengapa kita mendapatkan pendidikan yang baik, mengapa kita mendapatkan rezeki yang barokah. Demikian itu tidak lain dan tidak bukan adalah berkat doa dari ayah dan ibumu.Melalui kesempatan yang penuh barokah ini Khotib mengetuk hati setiap iman kita yang hadir diksempatan yang barokah ini, seluruh amal ibadah kita sholat, puasa, infak, Shodaqoh, zakat bahkan haji dan umroh kita seluruhnya tertolak dihadapan Allah Swt, jikalau ayah dan ibu kita belum meridhoi seluruh amal ibadah kita dihadapan Allah Swt.

Bagi anak yang durhaka yang hari ini selalu menyakiti hati kedua orang tuanya, mungkin beberapa hari yang lalu, mungkin beberapa bulan yang lalu, mungkin beberapa saat yang lalu, pada tahun yang lalu, kita pernah menyakiti hati kedua orang tua kita, mungkin kita pernah memukul ayah dan ibu kita, bebrapa kali kita mendobrak pintu, beberapa kali kita menggertak ayah dan ibu kita, bahkan kita menjadi musuh dalam hidup dan kehidupan mereka.Istighfar… mohon ampun kepada Allah, jikalau hari ini masih ada anak yang hadir di majlis yang mulia ini, yang barokah ini yang masih punya dosa kepada ayah ibunya, sesungguhnya sholatmu tidak akan diterima Allah, infak sodakoh di tolak oleh Allah, bahkan puasa haji mu sah! Tetapi tidak diterima seluruhnya dihadapan Allah Swt, jikalau masih ada dosa dan noda yang pernah kita titipkan lewat lisan kita kepada ayah ibu kita.Kita kembali melihat dan mengenang seluruh perjuangan ayah ibu kita. Semua tatap wajah ayah ibunya, yang masih mampu melihat ayah ibunya tersenyum bahagia adalah satu nikmat yang tak terhingga dihadapan Allah Swt, bahkan menatap wajah seorang ibu kata Nabi adalah ibadah. ” النَظَرُ فِي ثَلَاثَة أَشْيَاءَ عِبَادَةُ ، النَظَرُ فِي َوجْهِ الَأَبوَيْنِ وِفِي المُصْحَفِ ، وَفِي البَحْر Abu Nuaim berkata :” Abdullah Bin Muhammad Bin Jaafar menceritakan kepada kami : Abdullah Bin Muhammad bin Zakaria menceritakan kepada kami : Sa’id bin Yahya menceritakan kepada kami : Zafir menceritakan kepada kami daripada Abu Uthman daripada Yahya Bin Said daripada Muhammad bin Ibrahim daripada ‘Aisyah r.anha. Beliau berkata : Rasulullah saw bersabda : “Melihat pada tiga perkara (ini) adalah ibadah : melihat kepada wajah kedua ibu bapa, melihat mushaf (al-Quran) dan melihat laut.”Tapi mengapa kita selalu melihat dan memandang wajah ayah ibu kita dalam tatapan sinis. Karena kenapa?mungkin hanya harta belaka, mungkin karena harta warisan, sehingga kita menentang orang tua kita, sehingga kita berbuat semena-mena didepan ayah ibu kita. Coba kita lihat kembali bagaimana perjuangan seorang ibu melahirkan kita kemuka bumi ini. Darah bercucuran, keringat tidak lagi terhenti, ibu menangis dihadapan Allah Swt, setiap lisan yang keluar dari bibirnya adalah untuk anaknya.Demi Allah mengapa kita hari ini kita menjadi anak yang sukses, tidak lain dan tidak bukan adalah doa dari ayah ibu kita, setiap malam ibu kita berdoa “Ya Roob jadikan anakku anak yang soleh, ya Roob jadikan anakku adalah anak yang berbakti kepada orang tuanya, ya roob jadikan anak-anak kami anak yang terbaik, jadikan nasibnya lebih baik ketimbang ayah dan ibunya”. Demi Allah!… Saati ini dikala kita sukses, dan kita sudah mendapatkan harta yang layak, setelah kita menjadi anak yang terbaik menrut ayah ibu kita, kemana semua anak-anaknya? terkadang setelah kita sukses kita lupa dengan ayah ibu kita, jikalau ayah dan ibu kita kaya anaknya jadi raja, tapi terkadang jikalau kita anak sudah sukses, terkadang orang tua kita kita jadikan sebagai buruh, bahkan kita jadikan orang tua kita sebagai pembantu. Istighfar… mohon ampun kepada Allah.Tataplah wajah ayah ibumu kata nabi dengan tatapan kasih sayang, maka siapa anak yang menatap wajah ayah ibunya dengan kasih sayang maka pahala yang terbesar baginya tidak lain dan tidak bukan adalah haji yang mabrur. ما من ولد بار ينظر إلى والديه نظرة رحمة إلا كتب الله له بكل نظرة حجة مبرورة

Artinya : siapa anak kata nabi yang datang menatap wajah ibunya dengan tatapan kasih sayang, maka Allah swt akan menuliskan baginya kataballahu lahu hajjan mabrura maka Allah akan menuliskan baginya satu pahala haji yang mabrur.

Tapi mengapa kita selalu menyakiti hati ayah ibu kita. Istighfar… anak yang hari ini yang masih mampu menatap wajah ayah ibunya, tataplah wajah ibumu dengan kasih sayang, berapa lama engkau akan menatap wajahnya senyuman indah yangk keluar dari bibirnya, senyuman indah yang keluar ikhlas kepada anak-anaknya, senyum ibu tidak ada politik didalamnya, tidak ada kamuflase di dalamnya, ikhlas kepada kita anak-anaknya. Coba kita lihat perjuangan ayah ibu, dikala kita sakit ibu tidak tidur dari pagi ketemu pagi dia gendong anaknya, ibu menangis dalam doanya berkata “ya Rooob sembuhkan sakitnya anakku, kalau perlu saya ibunya yang menggantikan sakitnya”. setelah ibu kita semakin hari semakin tua, kulitnya semakin habis semakin keripuut, ibu kita semakin hari semakin renta, butuh pengawan oleh anak-ankanya ibu kita jatuh sakit, kemana semua anak-anaknya kita hanya sibuk dengan urusan dunia, kita hanya sibuk dengan diri kita masing-masing. Istighfar mohon ampun kepada Allah. Coba kita lihat ibu kita ibu yang ikhlas dan tulus merawat kita ibu yang tidak ada duanya yang tidak ada gantinya dihadapan Allah swt oleh itu datang sahabat bertanya kepada rosul: Artinya:Pada siapa saja aku harus berbuat baik dalam hidupku yaa Rosulullah, maka Rosulllah Saw Bersabda “Ummuka” ibumu, setelah itu siapa lagi ya Rosulullah Qola “Ummuka” setelah itu ibumu kata Nabi, setelah itu siapa lagi Yaa Rasulullah? Qola Tsumma “Ummuka” setelah itu ibumu Tsumma “Abuuka” setelah itu ayahmu. Ibu, Ibu, ibu setelah itu ayahmu.Tapi mengapa kita selalu mengesampingkan ibu kita bahkan kita lebih menomor satukan istri kita ketimbang ibu kita, ibu yang siang malam cintanya tidak pernah pudar dihadapan Allah.Coba kita lihat jikalau ada anak yang punya banyak masalalah, sekalipun anak itu ahli dosa ahli pendosa, bahkan ahli maksiat anak itu narkoba sabu-sabu anak itu tidak ada baiknya pembunuh sekalipun tidak ada lagi masyarakat yang mau menerimanya bahkan istrinya sudah mengusirnya. Coba engkau kembali ke pangkuan ibumu 3x. Ibu akan menerima anaknya dengan lapang dada, apa yang akan keluar dari lisan ibu “Sabar Annaku, ibu akan tetap menyencintai dan menyayangimu nak” itu ucapan yang akan selalu keluar dari lisan ibu kita yang ikhlas yang tulus tidak pernah ada duanya. Coba kita lihat kembali sewaktu ibu ayah kita berjuang menyekolahkan kita, ada yang 3 bersaudara ada yang berempat, berlima, bertuju bahkan ada yang sampai 10 bersaudara, coba kita ingat bagaimana perjuangan ibu, ibu siang dan malam mengumpulkan uang untuk anak-anaknya menyekolahkan kita gali lobang tutup lobang, ayah keluar siang, panas kepanasan hujan kehujanan, panas terik tidak pernah ia pedulikan hujan deras tidak pernah ia hiraukan, ayah banting tulang peras keringat untuk kita. Demi Allah setiap tetes air keringat ayahmu tidak bisa engkau bayar dengan dunia dan seluruh isinya. Ikhlasnya ayah ibu kita mengurus kita tidak akan mungkin kita gantikan dengan seluruh emas berlian yang ada dimuka bumi ini. Istighfar mohon ampun seluruh anak yang hadir di kesempatan yang penuh barokah ini. Coba kita lihat perjuangan orang tua kita, coba kita lihat bagaimana perjuangan seorang ibu, ibu siap gali lobang tutup lobang, jikalau anaknya butuh pendidikan ibu datang pinjam kiri kanan ibu tidak menghiraukan malunya, dia datang kerumah sanak keluarganya familynya, pinjam uang untuk anak-anaknya. Bahkan coba kita lihat ibu kita yang ikhlas cintanya kepada kita tidak ada keraguannya didalamnya, tidak ada campur baur didalamnya ibu mengurus kita siang dan malam, menyekolahkan kita. ikhlasnya ibu mengumpulkan uang untuk kita. Setelah kita menjadi kaya raya, punya kuangan yang mapan, rezeki yang mapan kemana semua anaknya, ayah ibu rela tinggal di rumah gubuk, asalkan semua anaknya tinggal dirumah istana. Ikhlasnya ayah ibu kepada kita tidak ada duanya. Oleh itu tidak salah kata Nabi. seorang anak tidak akan pernah mendapatkan Ridhonya Allah jikalau tidak ada ridho dari ibunya, tidak akan diterima puasamu tidak akan pernah diterima seluruh amal ibadahmu di hadapan Allah… jikalau belum ada ridho seorang ibu. Oleh itu dikesempatan yang singkat ini dikhotbah idul fitri yang barokah ini semuanya yang hadir, yang masih mampu menatap wajah ibunya datang lah menatap wajah ibumu dengan tatapan kasih sayang, yang masih mampu mencium jari jemari dari ayah ibunya ciumlah tangannya sebelum keduanya tertimbun tanah, sebelum keduanya masuk ke alam kubur alam barzah. Mungkin hari ini anak yang sudah tidak bisa menatap wajah ayah ibunya, hari ini masih merasakan sedih teramat sangat rindu menatap wajah ibunya, dalam doa berkata “Ya Rob… hari ini kami rindu menatap wajah ayah ibu kami kami rindu menatap wajahnya yang ikhlas kepada kami anak-anaknya tapi ya roob kami adalah makhluk yang terbatas, kami adalah makhluk yang tidak punya apa-apa aku lebih cinta ayah ibu kami ketimbang diri kami, oleh karena itu ya rob masih ada harapan kami kepada engkau ya Rob, masih ada harapan kami kepada engkau ya Rob, pertemukan kami pada ayah ibu kami kelak didalam Surga MU bersma Rosulmu Muhammad Saw”.

Seorang anak yang paling bakhil dihadapan Allah dan Rosulnya, kata Nabi “Anak yang paling bakhil adalah anak yang tidak pernah mendoakan ayah ibunya” yang tidak mau merawat ayah ibunya. Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Didiklah anak-anakmu agar Insya Allah anak-anakmu menjadi anak yang Soleh. Karena terkadang banyak orang tua mengatakan mengapa anakku enggan menjadi anak yang Soleh. Mungkin kita sendiri orang tua belum menjadi anak yang soleh, jikalau anak-anak kita kehendak menjadi anak yang Soleh kita lah orang tuanya yang terlebih dahulu yang harus menjadi orang tua yang soleh. Di hari nan fitri inilah waktu yang tepat bagi seorang anak untuk meraih kedua tangannya yang sudah nampak keriput dimakan usia. “Rengkuhlah tubuhnya, ciumlah tangan yang dulu kekar mengasuh kita, namun sekarang sudah lemah seraya bersimpuh meminta maaf kepadanya.Mintalah keridhoan dan keikhlasannya untuk bekal hidup kita. Dan marilah berdoa agar ia selalu mendapatkan perlindungan dan kesehatan serta kemudahan dari Allah SWT.Lihat dan bersihkanlah pusara mereka yang menunggu doa dari kita dan keluarga. Ia pastinya akan tersenyum melihat kehadiran dan doa yang kita kirimkan. Sebaliknya mereka pasti akan sangat bersedih ketika kita tidak datang mendoakan karena hanya itulah yang mereka harapkan dialam sana,”Mungkin bukan hanya kepada kedua orang tua kita, mungkin kepada saudara kita sendiri, handai taulan, famili kita, mungkin kita pernah memutus tali silaturrahmi dihadapan Allah Swt, di kesempatan yang barokah ini kita sama-sama berdiri dihadapan Allah Swt, saling mengulurkan tangan agar setiap salah dan dosa kita dihadapan Allah Swt seluruhnya, terhapuskan dihadapan Allah Swt. Semoga mereka tetap terjaga iman islamnya dan ketika ia dipanggil oleh Allah SWT mereka menjadi hamba yang husnul khatimah dan kita diberikan ketabahan dalam menghadapinya.”

Hikmah Kegembiraan dan Kesyukuran

Hikmah Ketauhidan, Keimanan dan Ketaqwaan

Hikmah Kefitrahan

Hikmah Kepedulian

Hikmah Kebersamaan dan Persatuan