Monday, January 13, 2025

CERITA TUKANG BECAK dan HUJAN

 Tukang Becak dan Hujan

Ada seorang tukang becak yang sedang mangkal di bawah pohon besar. Cuaca saat itu sangat panas. Dia berharap ada penumpang yang lewat.

Tiba-tiba, langit mendung dan hujan turun dengan deras. Tukang becak itu langsung berlari mencari tempat berteduh. Dia berlari masuk ke sebuah toko kelontong.

Di dalam toko, tukang becak itu bertemu dengan seorang ibu-ibu.

"Wah, Mas, hujannya deras sekali ya," sapa ibu-ibu itu.

"Iya, Bu. Saya tadi kehujanan," jawab tukang becak sambil mengelap keringatnya.

"Mas, kalau hujan begini, biasanya penumpang sepi," kata ibu-ibu itu lagi.

"Iya, Bu. Makanya saya tadi buru-buru lari," jawab tukang becak.

"Mas, kalau hujan begini, biasanya saya suka bikin teh hangat," kata ibu-ibu itu sambil tersenyum.

"Oh ya, Bu? Boleh saya minta sedikit?" tanya tukang becak.

"Boleh, Mas. Silakan duduk," jawab ibu-ibu itu.

Sambil menunggu teh, tukang becak itu memperhatikan hujan yang semakin deras. Tiba-tiba, dia teringat sesuatu.

"Bu, kalau hujan begini, biasanya jalanan jadi licin," katanya.

"Iya, Mas. Makanya kalau naik becak harus hati-hati," jawab ibu-ibu itu.

"Bu, kalau hujan begini, biasanya ban becak saya suka bocor," kata tukang becak lagi.

"Loh, kok bisa?" tanya ibu-ibu itu heran.

"Iya, Bu. Soalnya ban becak saya kan terbuat dari karet," jawab tukang becak.

Ibu-ibu itu terdiam sejenak. Kemudian, dia tertawa terbahak-bahak.

"Mas, ban becak kan terbuat dari karet, bukan dari gula-gula!" kata ibu-ibu itu sambil tertawa.

Tukang becak itu ikut tertawa. Ternyata, dia sedang bercanda.

No comments:

Post a Comment