MANAJEMEN KEUANGAN
OLEH : FAISAL EFENDI
STAMBUK : 2010
Fungsi Dan TujuanManajemenKeuangan
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Pengertian
Manajemen Keuangan mengalami perkembangan mulai dari pengertian manajemen yang
hanya mengutamakan aktivitas memperoleh dana saja sampai yang mengutamakan
aktivitas memperoleh dan menggunakan dana serta pengelolaan terhadap aktiva.
Khususnya penganalisisan sumber dana dan penggunaan-nya untuk merealisasikan
keuntungan maksimum bagi perusahaan tersebut. Seorang manajemen keuangan harus
memahami arus peredaran uang baik eksternal maupun internal.
Namun,
Manajemen keuangan juga berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang
layak dari investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan sumber-sumber dana
untuk membelanjai aktiva tersebut. Untuk memperoleh dana, manajer keuangan bisa
memperolehnya dari dalam maupun luar perusahaan. Sumber dari luar perusahaan
berasal dari pasar modal, bisa berbentuk hutang atau modal sendiri.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi Manajemen Keuangan
Beberapa
definisi manajemen keuangan diberikan sebagai berikut:
1.
Liefman: usaha untuk menyediakan uang dan
menggunakan uang untuk
2.
mendapat atau memperoleh aktiva.
3.
Suad Husnan: manajemen terhadap fungsi-fungsi
keuangan.
4.
Grestenberg: how business are organized to
acquire funds, how they acquire funds, how the use them and how the prof ts
business are distributed.
5.
James Van Horne: segala aktivitas yang
berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan tujuan
menyeluruh.
6.
Bambang Riyanto: keseluruhan aktivitas
perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan
dengan biaaya yang minimal dan syarat syarat yang paling menguntungkan beserta
usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.
B. Aktivitas manajemen Keuangan
Manajemen
keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu :
1.
Real assets (aktiva riil) yaitu aktiva nyata:
tanah, bangunan, peralatan.
2.
Aktivitas perolehan dana, yaitu
aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik dari sumber
dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.
3.
Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan
dialokasikan dalam bentuk aktiva,
dana harus dikelola seefisien mungkin.
C. Fungsi Manajemen Keuangan
Berikut
ini adalah penjelasan singkat dari fungsi Manajemen Keuangan:
1.
Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta
kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
2.
Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat
detail pengeluaran dan pemasukan.
3.
Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang
ada dengan berbagai cara.
4.
Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk
operasional kegiatan perusahaan.
5.
Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta
menyimpan dan mengamankan dana tersebut.
6.
Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan
sistem keuangan pada perusahaan.
7.
Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang
ada agar tidak terjadi penyimpangan.
8.
Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi keuangan perusahaansekaligus
sebagai bahan evaluasi
D. Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan
Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual,
maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin. Seorang manajemen juga
harus mampu menekan arus peredaran uang agar terhindar dari tindakan yang tidak
diinginkan.
E.
Tujuan Perusahaan
Tujuan
Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual,
maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin. Seorang manajer juga harus
mampu menekan arus peredaran uang agar terhindar dari tindakan yang tidak
diinginkan.
Namun,
Manajemen keuangan yang efisien memenuhi adanya tujuan yang digunakan sebagai
standar dalam memberi penilaian keefisienan (Sartono: 2000, 3) yaitu:
Ø
Tujuan normatif manajemen keuangan adalah memaksimalkan kemakmuran pemegang
saham yaitu memaksimalkan nilai perusahaan, seperti :
·
Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham dapat ditempuh dengan memaksimumkan nilai sekarang perusahaan.
·
Secara konseptual jelas sebagai pedoman dalam
pengambilan keputusan yang mempertimbangkan faktor risiko.
·
Manajemen harus mempertimbangkan kepentingan
pemilik, kreditor dan pihak lain yang berkaitan dengan perusahaan.
·
Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham lebih
menekankan pada aliran kas daripada laba bersih dalam pengertian akuntansi.
·
Tidak mengabaikan social objectives dan
kewajiban sosial, seperti lingkungan eksternal, keselamatan kerja, dan keamanan
produk.
F. Analisis Sumber Dana dan
Penggunaannya
Analisis
sumber dana atau analisis dana merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen
keuangan. Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan
asal perolehan dana tersebut. Suatu laporan yang menggambarkan asal sumber dana
dan penggunaan dana. Alat analisis yang bisa digunakan untuk mengetahui kondisi
dan prestasi keuangan perusahaan adalah analisis rasio dan proporsional.
Langkah
pertama dalam analisis sumber dan penggunaan dana adalah laporan perubahan yang
disusun atas dasar dua neraca untuk dua waktu. Laporan tersebut menggambarkan
perubahan dari masing-masing elemen tersebut yang mencerminkan adanya sumber
atau penggunaan dana.
Pada
umumnya rasio keuangan yang dihitung bisa dikelompokkan menjadi enam jenis
yaitu :
1.
Rasio Likuiditas, rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial jangka pendeknya.
2.
Rasio Leverage, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa
banyak dana yang di-supplyoleh pemilik perusahaan dalam
proporsinya dengan dana yang diperoleh dari kreditur perusahaan.
3.
Rasio Aktivitas, rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen dalam
menggunakan sumber dayanya. Semua rasio aktifitas melibatkan perbandingan
antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis harta.
4.
Rasio Profitabilitas, rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen
yang dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi
perusahaan.
5.
Rasio Pertumbuhan, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa baik perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya pertumbuhan ekonomi dan industri.
6.
Rasio Penilaian, rasio ini merupakan ukuran prestasi perusahaan yang paling
lengkap oleh karena rasio tersebut mencemirkan kombinasi pengaruh dari rasio
risiko dengan rasio hasil pengembalian.
G.
Keputusan dan Tanggung Jawab Manajemen Keuangan
Manajer keuangan mempunyai tanggung jawab
yang besar terhadap apa yang telah dilakukannya. Ada pun keputusan keuangan
yang menjadi tanggung jawab manajer keuangan dikelompokkan ke dalam tiga (3)
jenis:
1.
Mengambil keputusan investasi (investment decision),
Menyangkut masalah pemilihan investasi yang diinginkan dari sekolompok
kesempatan yang ada, memilih satu atau lebih alternatif investasi yang dinilai
paling menguntungkan.
2.
Mengambil keputusan pembelanjaan (financing decision),
Menyangkut masalah pemilihan berbagai bentuk sumber dana yang tersedia untuk
melakukan investasi, memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan yang
menimbulkan biaya paling murah.
3.
Mengambil keputusan dividen (dividend decision)
atau dividen policy, Menyangkut masalah penentuan besarnya persentase dari laba
yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham,
stabilitas pembayaran dividen, pembagian saham dividen dan pembelian kembali
saham-saham.
Aktivitas
perusahaan ditinjau dari sudut manajemen keuangan menjadi tugas manajer
keuangan. Tugasnya antara lain adalah sebagai berikut :
1.
Perolehan dana dengan biaya murah.
2.
Penggunaan dana efektif dan efisien
3.
Analisis laporan keuangan
4.
Analisis lingkungan Internal dan eksternal yang berhubungan dengan keputusan
rutin dan khusus.
H.
Kedudukan Manajer Keuangan Dalam Struktur Organisasi Perusahaan.
Di
dalam perusahaan yang besar bidang keuangan dipimpin oleh seorang manajer
keuangan (chief financial manager). Manajer keuangan atau sering
disebut direksi keuangan melaporkan secara langsung kepada direktur keuangan
atau presiden direktur.
Sedangkan di dalam departemen keuangan dalam suatu perusahaan dibagi lagi ke
dalam beberapa bagian/divisi yang dipunyai oleh seorang kepada divisi meliputi:
1. Divisi anggaran, bertanggung jawab untuk mempersiapkan
dan memperbaiki bugdet operasi (operating bugdet)
2. Divisi penganggaran modal (capital budgeting) yang bertanggung jawab untuk
mempersiapkan analisis pengeluaran modal
3. Divisi perencanaan keuangan, yang bertanggung jawab
untuk mengambil alternatif pemenuhan kebutuhan dana jangka panjang
4. Divisi perencanaan keuangan jangka pendek, yang
bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan dana jangka pendek, serta
investasi jangka pendek pada surat berharga (marketable securities)
5. Divisi kredit, bertanggung jawab untuk menentukan
kredit yang akan diberikan kepada langganan, disamping itu divisi ini juga
bertanggung jawab dalam negoisasi dengan kreditor (lembaga keuangan Bank dan
bukan Bank)
6. Divisi hubungaan masyarakat (human relation),
bertanggung jawab terhadap pembentukan image/komunikasi antara perusahaan,
pemegang saham, para investor dan masyarakat keuangan secara umum.
I.
Aktivitas Keuangan
1.
Aktifitas Pembiayaan ( Financing Activity )
Aktivitas
pembiayaan ialah kegiatan pemilik dan manajemen perusahaan untuk mencari sumber
modal ( sumber eksternal dan internal ) untuk membiayai kegiatan bisnis.
A.Sumber
eksternal
1.
Modal Pemilik atau modal sendiri (Owner Capital atau Owner Equity).
Atau modal saham (Capital Stock ) yang terdiri
dari : Saham Istimewa (Preferred Stock) dan Saham Biasa (Common Stock).
2.
Utang (Debt), Utang Jangka Pendek (Short-term
Debt) dan Utang Jangka Panjang (Long-term Debt).
3.
Lain-lain, misalnya hibah.
B.
Sumber Internal :
1.
Laba Ditahan (Retained Earning)
2.
Penyusutan, amortisasi, dan Deplesi ( Depreciation, Amortization, dan
Deplention)
3.
Lain-lain, misalnya penjualan harta tetap yang tidak produktif.
2.
Aktiva Investasi (Investment activity)
aktivitas
investasi adalah kegiatan penggunaan dana berdasarkan pemikiran hasil yang
sebesar-besarnya dan resiko yang sekecil-kecilnya. Aktivitas itu meliputi :
1.
Modal Kerja (working Capital) atau harta lancar (Current Assets)
2.
Harta Keuangan (Finanncial assets) yang terdiri :
investasi pada saham (stock) dan Obligasi (Bond)
3.
Harta Tetap (real Assets) yang terdiri dari : Tanah,gedung,
Peralatan.
4.
Harta Tidak Berwujud (intangible assets) terdiri dari : Hak
Paten, Hak Pengelolaan Hutan, Hak Pengelolaan Tambang, Goodwill.
3.
Aktivitas Bisnis (Business Activity)
Aktivitas
bisnis adalah kegiatan untuk mencari laba melalui efektivitas penjualan barang
atau jasa efisiensi biaya yang akan mengahsilkan laba. Aktivitas itu dapat
dilihat dari laporan Laba-Rugi, yang terdiri dari unsur :
1. Pendapatan (sales atau Revenue)
2. Beban ( Expenses)
3. Laba-Rugi ( Profit-Loss)
MODAL
KERJA MANAJEMEN KEUANGAN
Bambang Riyanto (2007 : 20) menyatakan bahwa “pengertian modal kerja
dimaksudkan sebagai jumlah keseluruhan aktiva lancar.” Pengertian tersebut sama
dengan pengertian modal kerja yang dinyatakan oleh Susan Irawati (2006 : 89)
bahwa “modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk aktiva lancar
atau current assets.”
Sementara itu menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland – Modal kerja
adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal
kerja merupakan investasi dalam kas, surat- surat berharga, piutang dan
persediaan dikurangi hutang lancar yang digunakan untuk melindungi aktiva
lancar
B. Konsep Modal Kerja
Riyanto (2001:57-58) mengemukakan konsep modal kerja yang biasa digunakan untuk
analisis, yaitu:
1. Modal Kerja Kuantitatif. Konsep ini menitikberatkan pada
segi kuantitas dana yang tertanam dalam aktiva yang masa perputarannya kurang
satu tahun. Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan elemen aktiva
lancar. Oleh karena semua elemen aktiva lancar diperhitungkan sebagai modal
kerja tanpa memperhatikan kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, maka modal
kerja ini sering disebut modal kerja bruto atau gross working capital.
2. Modal Kerja Kualitatif. Pada konsep ini, modal kerja bukan
semua aktiva lancar tetapi telah mempertimbangkan kewajiban-kewajiban yang
segera harus dibayar. Dengan demikian dana yang digunakan benar-benar khusus
digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari tanpa khawatir
terganggu oleh pembayaran-pembayaran hutang yang segera jatuh tempo.
3. Modal Kerja Fungsional. Konsep ini lebih menitik beratkan
pada fungsi dana dalam menghasilkan penghasilan langsung atau current income.
Dan pengertian modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan oleh
perusahaan untuk menghasilkan current income sesuai dengan tujuan didirikannya
perusahaan pada satu periode tertentu.
C. Jenis-Jenis Modal Kerja
Menurut A. W. Taylor (Dalam Riyanto, 2001:60-61) menyatakan bahwa modal kerja
bisa dikelompokkan ke dalam dua jenis sebagai berikut:
1. Modal Kerja Permanen
Modal kerja permanen adalah modal kerja yang selalu harus ada dalam perusahaan
agar dapat menjalankan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Modal
kerja permanen dibagi menjadi dua macam yakni:
a. Modal Kerja Primer. Modal kerja primer adalah modal kerja
minimal yang harus ada dalam perusahaan untuk menjamin agar perusahaan
tetap bisa beroperasi.
b. Modal Kerja Normal. Merupakan modal kerja yang harus ada
agar perusahaan bias beroperasi dengan tingkat produksi normal.
2. Modal Kerja Variabel
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai
dengan perubahan kegiatan ataupun keadaan lain yang mempengaruhi
perusahaan atau berfluktuasi berdasarkan volume produksi atau penjualan. Modal
kerja variabel terdiri dari:
a. Modal Kerja Musiman. Merupakan sejumlah dana yang
dibutuhkan untuk mengantisipasi apabila ada fluktuasi kegiatan perusahaan,
misalnya perusahaan biscuit harus menyediakan modal kerja lebih besar pada saat
musim hari raya.
b. Modal Kerja Siklus. Adalah modal kerja yang jumlah
kebutuhannya dipengaruhi oleh fluktuasi konjungfur.
c. Modal Kerja Darurat. Modal kerja ini jumlah kebutuhannya
dipengaruhi oleh keadaan- keadaan yang terjadi diluar kemampuan perusahaan. Sebuah
usaha akan sehat apabila posisi modal kerjanya stabil, artinya dari dua jenis
modal kerja di atas tersedia.
Kebutuhan modal kerja dari waktu ke waktu dalam satu periode belum tentu sama.
Hal ini disebabkan oleh berubah-ubahnya proyeksi volume produksi yang akan
dihasilkan oleh perusahaan. Perubahan itu sendiri kemungkinan disebabkan adanya
permintaan yang tidak sama dari waktu ke waktu. Oleh karena itu kebutuhan modal
kerja juga mengalami perubahan.
D. Komponen Modal Kerja
Modal kerja yang dibahas disini adalah modal kerja dalam konsep kualitatif,
yaitu modal kerja neto (net working capital) yang merupakan kelebihan antara
aktiva lancar di atas utang lancarnya.
Komponen modal kerja mencakup aktiva lancar dan utang lancar, yang dijelaskan
sebagai berikut:
1. Aktiva Lancar.
Munawir (2004:14) menyatakan pengertian aktiva lancar sebagai berikut: Aktiva
lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan
atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode
berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan
yang normal. Yang termasuk aktiva lancar adalah:
a) Kas (Cash). Uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang
digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Uang tunai dan alat pembayaran
itu terdiri dari uang logam, uang kertas, cek, dan lain-lain. Kas merupakan
bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi
kewajiban financial perusahaan, karena sifat likuidnya tersebut kas memberikan
keuntungan yang paling rendah.
b) Investasi Jangka Pendek (Temporary Investment). Obligasi
pemerintah, obligasi perusahaan indusri, dan surat-surat utang sejenis, dan
saham perusahaan lain yang dibeli untuk dijual kembali dikenal sebagai
investasi jangka pendek. Surat-surat berharga yang dibeli sebagai investasi
jangka pendek dari dana-dana yang sementara belum digunakan, dan bila
surat-surat berharga tersebut dapat segera dijual, maka dapat dianggap sebagai
aktiva lancar. Surat-surat berharga tersebut dimiliki untuk jangka pendek
dengan maksud untuk diperjualbelikan (trading securities). Jenis dari investasi
jangka pendek ini adalah efek (marketable securities).
c) Wesel Tagih (Notes Receivable). Tagihan perusahaan kepada
pihak lain yang dinyatakan dalam suatu promes. Promes tagih adalah promes yang
ditandatangani untuk membayar sejumlah uang dalam waktu tertentu yang akan
datang kepada seseorang atau suatu perusahaan yang tercantum dalam surat
perjanjian tersebut (nama perusahaan yang memegang surat tersebut).
d) Piutang Dagang (Accounts Receivable). Piutang dagang
meliputi keseluruhan tagihan atas langganan perseorangan yang timbul karena
penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit. Kebijakan penjualan kredit
sengaja dilakukan untuk memperluas pasar dan memperbesar hasil penjualan.
Dengan kebijakan penjualan kredit ini juga akan menimbulkan resiko bagi
perusahaan akan tidak dapat ditagihnya sebagian atau bahkan mungkin seluruh
dari piutang tersebut.
e) Penghasilan Yang Akan Masih Diterima (Account Receivable).
Penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena telah memberikan
jasa-jasanya kepada pihak lain, tetapi pembayarannya belum diterima sehingga
merupakan tagihan.
f) Persediaan Barang (Inventories). Barang dagangan yang
dibeli untuk dijual kembali, yang masih ada di tangan pada saat penyusunan
neraca. Untuk perusahaan industri yang mengolah bahan dasar menjadi barang
jadi, mempunyai tiga persediaan yakni persediaan bahan dasar atau bahan baku,
persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.
g) Biaya Yang dibayar dimuka ( Prepaid Expense). Pengeluaran
untuk memperoleh jasa dari pihak lain, tetapi pengeluaran tersebut belum
menjadi biaya atau jasa dari pihak lain yang belum dinikmati oleh perusahaan
pada periode yang sedang berjalan. Contohnya yaitu biaya sewa yang dibayar di
muka dan biaya iklan yang dibayar di muka.
2. Hutang Lancar
Munawir (2004:18) mengemukakan pengertian hutang lancar sebagai berikut: Hutang
lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang
pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun
sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancer yang dimiliki oleh
perusahaan. Hutang lancar merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang
harus dipenuhi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, atau utang yang jatuh
temponya masuk siklus akuntansi yang sedang berjalan. Yang termasuk hutang
lancar adalah sebagai berikut:
a) Wesel Bayar (Notes Payable) Wesel bayar adalah promes
tertulis dari perusahaan untuk membayar sejumlah uang atau perintah pihak lain
pada tanggal tertentu yang akan datang yang ditetapkan (utang wesel). Promes
dapat diberikan kepada bank ketika perusahaan meminjam uang atau kepada
kreditur untuk pembelian barang dagangan secara kredit.
b) Hutang Dagang (Account Payable) Hutang Dagang Adalah semua
pinjaman yang timbul karena pembelian barang-barang dagangan atau jasa
secara kredit. Pinjaman tersebut akan dikembalikan dalam waktu satu tahun atau
kurang (jangka waktu operasi perusahaan yang normal).
c) Penghasilan Yang Ditangguhkan (Differed Revenue)
Penghasilan yang diterima terlebih dahulu merupakan penghasilan yang sebenarnya
yang belum menjadi hak perusahaan. Pihak lain telah menyerahkan uang terlebih
dahulu kepada perusahaan sebelum perusahaan menyerahkan barang atau jasanya
(perusahaan berkewajiban untuk memenuhinya). Penghasilan baru direalisasi bila
jasa-jasa telah dipenuhi atau transaksi penjualan telah selesai.
d) Hutang Dividen (Divident Payable) Hutang dividen merupakan
bagian laba perusahaan yang diberikan sebagai deviden kapada pemegang saham,
tetapi belum dibayarkan ketika neraca disusun. Hutang Pajak (Tax Payable) Beban
pajak perseroan yang belum dibayarkan pada waktu neraca disusun.Kewajiban Yang
Masih Harus Dipenuhi (Accrual Payables) Kewajiban yang timbul karena
jasa-jasa yang diberikan kepada perusahaan selama jangka waktu tertentu, tetapi
pembayarannya belum dilakukan.Misalnya: upah, bunga, sewa, pensiun dan
lain-lain.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja
Untuk menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu perusahaan
bukanlah merupakan hal yang mudah, karena modal kerja yang dibutuhkan oleh
suatu perusahaan tergantung atau dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Munawir (2004:117) menyatakan bahwa besarnya modal kerja yang dibutuhkan oleh
suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1) Sifat atau tipe dari perusahaan
2) Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau
memperoleh barang yang akan
dijual serta harga per
satuan dari barang tersebut.
3) Syarat pembelian bahan atau barang dagangan
4) Syarat penjualan
5) Tingkat perputaran persediaan.
F. Pentingnya Modal Kerja Yang Cukup
Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan
perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan
keuangan. Misalnya dapat menutup kerugian dan mengatasi keadaan krisis atau
darurat tanpa membahayakan keuangan perusahaan.
Menurut Munawir (2004:116) manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup
adalah sebagai berikut :
1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya
nilai aktiva lancar, seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar,
turunnya nilai persediaan karena harganya merosot.
2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban
jangka pendek tepat pada waktunya.
3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan
tunai sehingga dapat mendapatkan keuntungan berupa potongan harga.
4. Menjamin perusahaan memiliki kredit standing dan dapat
mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga seperti kebakaran, pencurian dan
sebagainya.
5. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang
cukup guna melayani permintaan konsumennya.
6. Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit
yang menguntungkan kepada pelanggan.
7. Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi denan lebih
efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku biasa dan supply
yang dibutuhkan.
8. Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam posisi resesi
atau depresi.
Di luar kondisi diatas, yakni adanya modal kerja yang berlebihan dan terjadinya
kekurangan modal kerja, keduanya merupakan kondisi yang tidak menguntungkan
bagi perusahaan. Modal kerja yang berlebihan menunjukkan pengelolaan dana yang
tidak efektif disamping akan menimbulkan keburukan- keburukan seperti, dapat
menimbulkan pemborosan-pemborosan, investasi- investasi pada cabang yang tidak
diinginkan dan kerugian bunga karena saldo bank yamg tidak digunak
G. Sumber Modal Kerja
Modal kerja yang permanen seharusnya atau sebaiknya dibiayai oleh perusahaan
atau para pemegang saham. Semakin besar jumlah modal kerja yang dibiayai atau
berasal dari investasi pemilik perusahaan akan semakin baik bagi perusahaan
tersebut karena akan semakin besar jaminan bagi kreditur jangka pendek.
Munawir (2004:120) menyatakan bahwa pada umumnya modal kerja suatu perusahaan
dapat berasal dari:
1. Hasil Operasi Perusahaan Adalah jumlah net income yang
tampak dalam laporan perhitungan rugi laba ditambah dengan depresiasi dan
amortisasi. Jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal dari operasi
perusahaan.
2. Keuntungan Dari Penjualan Surat-Surat Berharga (Investasi
Jangka Pendek). Surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek
adalah salah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat dijual dan menimbulkan
keuntungan bagi perusahaan. Dengan adanya penjualan surat-surat berharga ini
mengakibatkan perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk surat
berharga menjadi uang kas.
3. Penjualan Aktiva Tidak Lancer.Sumber lain yang dapat
menambah modal kerja adalah hasil dari penjualan aktiva tetap. Investasi jangka
panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh
perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau piutang menyebabkan
bertambahnya modal kerja sebesar jumlah penjualan tersebut.
4. Penjualan Saham Atau Obligasi. Untuk menambah dana atau
modal kerja yang diperlukan, perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru
atau meminta kepada para pemilik perusahan untuk menambah modalnya, disamping
itu perusahaan juga dapat mengeluarkan obligasi atau bentuk utang jangka
panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya. Penjualan obligasi ini
mempunyai konsekuensi bahwa perusahaan harus membayar bunga tetap, oleh karena
itu dalam mengeluarkan utang dalam bentuk obligasi harus disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan.
H. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja
Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dari dua faktor :
1. Periode perputaran atau periode terikatnya modal
kerja
merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu
pemberian kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya proses
produksi, lamanya barang di simpan digudang, jangka waktu penerimaan
piutang.
2. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari utk keperluan bahan
mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain.
I. Manfaat Manajemen Modal Kerja
a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena
turunnya nilai dari aktiva lancar.
b. Memungkinkan untuk dapat membayar semua
kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
c. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin
besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya
atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
d. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang
cukup untuk melayani konsumen.
e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat
kredit yang lebih menguntungkan kepada para langganannya.
f. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan
lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang
dibutuhkan.
g. Laporan modal kerja akan sangat berguna bagi management
untuk mengadakan pengawasan terhadap modal kerja.
J. Laporan Modal Kerja
Laporan perubahan modal kerja merupakan ringkasan
tentang hasil-hasil aktivitas keuangan suatu perusahaan dalam satu periode
tertentu dan menyajikan sebab-sebab perubahan-peubahan posisi keuangan
perusahaan tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja adalah sebagai berikut.
1. Sifat umum atau tipe perusahaan (Modal kerja yang
dibutuhkan perusahaan jasa (public utility) relatif rendah karena investasi
dalam persediaan dan piutang pencairannya menjadikan relatif cepat)
2. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan
barang dan ongkos produksi per unit atau harga beli per unit barang. Jumlah modal
kerja bukan langsung dengan waktu yang dibutuhkan mulai dari bahan baku atau
barang jadi dibeli sampai barang-barang dijual kepada langganan. Makin panjang
waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang atau untuk memperoleh barang
makin besar kebutuhan akan modal kerja.
3. Syarat pembelian dan penjualan (Syarat kredit pembelian
barang dagangan atau bahan baku akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja.
Syarat kredit pembelian yang menguntungkan akan memperkecil
kebutuhan uang kas yang harus ditanamkan dalam persediaan, sebaliknya bila
pembayaran harus dilakukan segera setelah barang diterima maka kebutuhan uang
kas untuk membelanjai volume perdagangan menjadi lebih besar).
4. Tingkat perputaran persediaan (Semakin sering persediaan
diganti (dibeli dan dijual kembali) maka kebutuhan modal kerja yang ditanamkan
dalam bentuk persediaan (barang) akan semakin rendah.)
5. Tingkat perputaran piutang ( Kebutuhan modal kerja juga
tergantung pada periode waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi
uang kas.)
K. Pengelolaan Modal Kerja
Pengelolaan modal kerja dipengaruhi oleh elemen-elemen dalam
modal kerja diantaranya yaitu:
a) Kas Merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa
digunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Dalam hal ini,
perusahaan dapat memenuhi kewajiban finansialnya, tapi apabila kas yang besar
tidak di imbangi dengan kenaikan penjualan maka tingkat perputaran akan menjadi
rendah sehingga penggunaan kas menjadi tidak efektif.
b) Piutang Merupakan penjualan secara kredit yang bertujuan
untuk meningkatkan atau untuk mencegah penurunan penjualan. Piutang yang
terlalu besar mengakibatkan perusahaan akan menanggung beban modal yang besar.
c) Persediaan Dalam hal ini, maka perusahaan akan menanggung
biaya penyimpanan, biaya asuransi dan biaya lain-lain yang semua itu akan
memperkecil tingkat keuntungan.
d) Hutang Lancar Merupakan cash outflows yang terdiri dari
hutang-hutang jangka pendek seperti hutang wesel, hutang perniagaan dan hutang-hutang
pada bank lainnya yang berusia kurang dari 1 tahun.
L. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal
Kerja
Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dr 2 faktor :
a) Periode perputaran atau periode terikatnya modal
kerja
Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu
pemberian kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya proses
produksi, lamanya barang di simpan digudang, jika waktu penerimaan piutang
b) Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari untuk keperluan bahan
mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain.
Modal Kerja makin besar, jika :
ü Jumlah pengeluaran kas
setiap tetap, periode perputaran lama
ü Periode perputaran tetap,
jumlah pengeluaran kas besar
Contoh:
PT “ABC” memproduksi produk Z, setiap harinya sebanyak 100 unit. Dalam satu
bulan perusahaan bekerja selama 25 hari. Unsur biaya yang dibebankan untuk
setiap unit produk adalah sbb:
a. Bahan Mentah A seharga Rp 500
b. Bahan Mentah B seharga Rp 200
c. Tenaga Kerja Langsung Rp 400
Biaya administrasi setiap bulan Rp 1.250.000. Gaji pimpinan perusahaan setiap
bulan Rp 2.000.000. Uutuk membeli bahan mentah A perusahaan harus memberikan
uang muka kepada supplier bahan mentah tsb rata-rata 5 hr sebelum bahan mentah
diterima. Waktu yang diperlukan untuk membuat barang tersebut 5 hari, dan
selanjutnya atas pertimbangan kualitas barang masih harus tersimpan digudang 2
hari. Penjualan dilakukan dengan kredit dengan syarat pembayaran 10 hari
sesudah barang diambil. Pimpinan menetapkan persediaan besi Rp 2.000.000.
Berapa besarnya kebutuhan Modal Kerja yang diperlukan perusahaan tersebut untuk
membiayai membiayai operasi perusahaan secara Kontinyu?
Jawab:
Periode perputaran
• Bahan mentah A
a. Dana yang terikat dalam persekot bahan
5 hari
b. Proses produksi
5 hari
c. Barang jadi
2 hari
d. Piutang dagang
10 hari
• Bahan mentah B, tenaga kerja langsung, biaya administrasi,
gaji pimpinan
a. Proses
produksi
5 hari
b. Barang
jadi
2 hari
c. Piutang dagang
10 hari
Kebutuhan dana yang akan ditanamkan dalam unsur modal kerja tersebut
adalah:
a. Bahan mentah A = 100 unit x Rp.500
x 22 hari = Rp. 1.100.000
b. Bahan mentah B = 100 unit x Rp.
200 x 17 hari = Rp. 340.000
c. T kerja langsung = 100 unit x Rp.
400 x 17 hari = Rp. 680.000
---------- +
JUMLAH Rp. 2.120.000
Biaya administrasi dan gaji pimpinan :
a. Jumlah biaya selama 1 bulan Rp. 3.250.000
b. Jumlah biaya produksi selama 1 bulan (25 hari ) = 25 x 100
unit = 2500 unit
c. Biaya per unit = Rp. Rp. 3.250.000 / 2500 unit
= Rp. 1300
d. Biaya per hari 100 unit x Rp.
1300
= Rp. 1.300.000
Dana yang diperlukan untuk biaya selama periode perputaran
= Rp. 1.300.000 x 17 hari
= Rp. 22.100.000
Persediaan kas minimal
= Rp. 2.000.000
------------ +
Jumlah modal kerja yang dibutuhkan
= Rp. 26.220.000
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Modal kerja merupakan aspek penting dalam manajemen
pembelanjaan perusahaan. Apabila perusahaaan tidak dapat mempertahankan tingkat
modal kerja yang memuaskan, maka kemungkinan perusahaan berada dalam keadaan
”insolvent” (tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo)
dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidasi atau bangkrut. Dalam perusahaan
atau badan usaha salah satu peranan modal kerja adalah menjamin kontinuitas
perusahaan yang menyangkut penggunaan modal, sehingga dapat menentukan modal
kerja yang cukup. Perusahaan dihadapkan pada masalah seberapa besar tingkat
efisiensi dan efektivitas penggunaan modal kerja yang harus dikelola
perusahaan.
Dalam analisis penggunaan dana tidak terlepas dari laporan
keuangan, karena neraca terdiri dari aktiva dan passiva yang mencerminkan hasil
keputusan pendanaan. Sedangkan perhitungan laba rugi dapat dilihat dari
seberapa efektifnya penggunaan aktiva yang mendukung penjualan dan seberapa
efisien laba yang diperoleh dapat digunakan untuk memberikan imbalan kepada
para pemilik dana dan sebagai sumber dana untuk investasi. Sehingga dengan
menganalisis efisiensi dan efektivitas penggunaan dana akan diketahui bagaimana
kebijaksanaan yang ditempuh oleh pimpinan perusahaan dalam mengoperasikan dana
yang ada dan dapat diketahui efisiensi dari dana yang dioperasikan.
No comments:
Post a Comment