MESIN
DC
By
: FAISAL EFENDI
N
I M : 100705001
1.
Teori Mesin DC
1.1 Perhitungan besaran
mesin DC
1.1.1 Motor Deret
Motor deret arus angker
sepenuhnya melalui gulungan magnetnya. Sehingga kumparannya dibuat dari kawat
yang tebal dengan jumlah gulungan sedikit. Pada gambar 1 besarnya arus
jala-jala (I) sama dengan arus pada gulungan magnetnya (Is) dan juga pada
gulungan angkernya (Ia).
I = Is
= Ia
Jika tegangan yang diberikan dari jala-jala (Ek)
maka:
Ek =
Eb+I(Ra+Rs)
atau
Effisiensi
tegangannya adalah %
Gambar
1.
1.1.2. Motor Shunt
Pada gambar 2. Besar
arus :
Ek = Eb - Ia.Ra
I = Arus dari sumber
Ia = Arus angker
Ish = Arus medan magnet
Ek = Tegangan klem
Eb = ggl lawan yang terjadi dalam angker
Ra = Tahanan angker
Rsh = Tahanan medan magnet
Persamaan
dapat ditulis Eb = Ek – Ia . Ra
Gambar
2
1.1.3 Motor Kompon
Pada gambar 3 besarnya
arus adalah
I
= Is = Ia + Ish
Ek
= Esh+Is.Rs
Gambar
3.
1.2 Generator DC
Pembangkitan arus searah
pada dasarnya sama dengan pembangkitan arus bolak-balik.
ANDA
DAPAT MENGINGAT bahwa tegangan yang
dihasilkan setiap generator sifatnya adalah bolak-balik. Tegangan hanya menjadi
searah setelah disearahkan.
Generator arus-searah
tidak banyak dipakai seperti dulu sebab arus searah, pada pokoknya dihasilkan
oleh dioda penyearah solid-state. Dulu pabrik industri kadang-kadang
menggunakan perangkat motor-generator untuk
mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah. Pada aplikasi ini motor ac
digunakan untuk menggerakkan generator dc. Arus bolak-balik yang diberikan pada
motor dan tegangan dc diperoleh dari generator (Gambar 4).
Gambar
4
Gambar 5 menunjukkan generator dc yang sederhana.
Bentuk tegangan yang dibangkitkan pada loop masih bentuk tegangan gelombang
sinus ac. Meskipun demikian, perhatikan bahwa dua slip-ring (cincin geser) dan
generator ac telah diganti dengan kontak tunggal yang berputar yang tersegmen
yang disebut komutator. Komutator
bertindak seperti gerakan mekanis atau penyearah untuk secara otomatis mengubah
tegangan ac yang dibangkitkan menjadi tegangan dc.
Pada saat jangkar mulai menimbulkan alternasi
negatif, alternator mengganti polaritas terminal output melalui sikat-sikat.
Hal ini akan mempertahankan semua alternasi positif pada satu terminal dan
semua alternasi negatif pada terminal yang lain. Satu-satunya perbedaan penting
antara generator ac dan generator dc adalah penggunaan cincin-geser pada
generator ac satu dan komutator pada generator dc.
Generator loop tunggal menghasilkan output dc yang
berpulsa. Sebagian besar aplikasi memerlukan tegangan generator dc yang
harganya tetap dengan riple atau variasi minimum. Hal ini dicapai dengan
menambah lebih banyak kumparan dan segmen komutator pada jangkar (Gambar 6).
Semua kumparan dihubungkan seri antara dua sikat.
Gambar
5a. Gelombang keluaran generator DC
Gambar
5b.
Gambar
6a. Jangkar dengan komutator
Gambar 6b. Tegangan output yang muncul pada sikat.
Gambar
6c. Konstruksi generator dc
Tegangan yang kelihatan pada sikat-sikat adalah jumlah tegangan pada
kumparan-kumparan yang terpisah. Akibatnya adalah output dc itu hampir tetap.
Generator dc lebih banyak yang menggunakan kumparan medan elektromagnet dibandingkan magnet
permanen. Arus searah yang dihasilkan untuk memberikan energi pada kumparan medan disebut arus penguat. Generator arus-searah
diklasifikasikan menurut metode di mana arus diberikan pada kumparan medan . Dua klasifikasi
utama adalah jenis yang diberi penguatan
secara terpisah biasa diberi penguatan sendiri.
Generator
dc yang mempunyai arus medan
sendiri yang disuplai oleh sumber luar disebut generator dengan penguat secara terpisah (Gambar 7).
Gambar
7a. Diagram sambungan
Gambar
7b.
Sumber luar kemungkinan
baterai atau jenis suplai dc yang lain dengan kecepatan yang dipertahankan
konstan, output generator ini dapat diubah dengan pengontrolan arus pada
kumparan medan .
Hal ini dicapai dengan memberikan rheostat secara seri dengan sumber dc
dan kumparan medan .
Tegangan output dari generator kemudian akan berubah sebanding dengan aliran
arus pada medan .
Ketidaknyamanan
generator dengan penguatan medan
terpisah mendorong usaha penyempurnaan, yaitu generator penguat-sendiri.
Generator dengan penguat-sendiri menggunakan sebagian arus yang dibangkitkan
untuk memperkuat medan .
Generator yang diberi penguat sendiri diklasifikasikan menurut metode di mana
kumparan medan
dihubungkan. Generator dengan penguat-sendiri kemungkinan dihubungkan seri,
dihubungkan paralel atau dihubungkan gabungan.
Gambar
8a.
Pada generator shunt, kumparan medan shunt dihubungkan
paralel dengan jangkar (Gambar 8). Kumpanan medan shunt terdiri dari banyak
lilitan dengan kawat yang relatif kecil dan sesungguhnya hanya menggunakan
sebagian kecil dari arus yang tegangan mula-mula dari generator yang diperlukan
untuk build up dihasilkan oleh magnet
sisa pada besi dari kutub medan. Magnet sisa adalah magnet yang bertahan pada
kutub apabila tidak ada arus yang mengalir pada kumparan medan . Pada saat tegangan yang ditimbulkan naik,
arus pada kumparan medan
juga naik.
Gambar
8b.
Penambahan ini
memperkuat medan magnet dan memungkinkan
generator untuk build up pada
tegangan kerja output yang mengubah arus medan ,
yang pada gilirannya mengontrol tegangan output generator. Pada waktu beban
ditambahkan pada generator, tegangan output akan turun kecuali beberapa
ketentuan dibuat untuk mempertahankan tegangan konstan. Compound-generator (Gambar 9.) sama dengan generator shunt, kecuali
bahwa generator compound mempunyai tambahan kumparan medan yang dihubungkan seri dengan jangkar. Kumparan medan
seri tersebut dipasang atau ditempatkan pada kutub yang sama dengan
kumparan medan
shunt, dibuat dengan sedikit lilitan dari kawat yang besar, cukup besar untuk
mengalirkan arus jangkar. Generator itu dikembangkan untuk mencegah tegangan
terminal generator dc dari penurunan dengan penambahan beban. Apabila
generator bekerja dalam keadaan tanpa beban, arus pada kumparan seri adalah
nol.
Apabila generator
terbebani, tegangan terminal cenderung turun tetapi arus beban mengalir pada
kumparan medan
seri. Magnet pengisian dibangkitkan oleh kumparan seri yang bekerja memperkuat medan magnet dan
memperkecil penurunan tegangan. Tegangan overcompound generator lebih
bertambah apabila diberikan beban penuh, bahkan tegangan flat-compound
generator cepat konstan dan tegangan pada undercompound generator agak turun
sehingga mirip dengan generator shunt.
Garis
netral adalah tempat-tempat pada permukaan jangkar di mana kerapatan fluks adalah nol. Apabila
generator beroperasi dengan tanpa beban, garis netral terletak tepat antara kutub-kutub, seperti diperlihatkan pada Gambar 10. Tidak
ada tegangan yang diinduksikan pada kumparan yang memotong pada garis netral. Umumnya sikat-sikat
dipasang sehingga sikat-sikat tersebut berhubungan sebentar dengan kumparan
pada garis netral.
Gambar
9a.
Diagram pengawatan
Gambar 9b. Diagram skematik
Gambar
9c.
Gambar
10a. Garis netral ditempatkan
persis di antara kutub
Gambar
10b. Garis
netral berubah searah dengan arah putaran
Komutasi adalah proses pembalikan arah arus pada kumparan
jangkar pada saat segmen komutator pada kumparan terhubung melewati di bawah
sikat. Sikat-sikat diletakkan sehingga menghubung-singkat kumparan jangkar
ketika kumparan tidak memotong pada medan
magnet. Pada saat itu tidak ada aliran arus dan tidak ada bunga api pada
sikat-sikat. Bunga api pada sikat-sikat apabila dibiarkan terjadi akan
menyebabkan kerusakan-kerusakan sikat dari komutator.
Arus yang mengalir pada kumparan jangkar menimbulkan gaya gerak magnet yang kuat yang memotong dan
melemahkan fluks yang datang dari kutub-kutub. Efek distorsi dan pelemahan medan disebut reaksi jangkar. Gambar 10 (b)
menunjukkan bagaimana medan
jangkar memotong kutub utama yang mengakibatkan garis netral tergeser searah dengan arah putaran. Jika sikat
dibiarkan tetap berada pada garis netral lama, jika sikat akan menghubung singkat
kumparan yang mempunyai tegangan induksi di dalamnya. Untuk mencegah hal itu,
sikat-sikat harus digeserkan pada garis sikat yang baru.
Apabila beban pada generator berfluktuasi, garis netral mondar-mandir
antara posisi tanpa beban dan beban penuh. Untuk generator dc kecil,
sikat-sikat dipasang pada posisi tengah untuk menghasilkan komutasi yang dapat
diterima pada semua beban. Pada generator yang lebih besar, dipasang interpole (juga disebut commutating poles) antara kutub medan utama untuk
mengurangi pengaruh reaksi jangkar (Gambar 11). Kutub yang sempit mempunyai
sedikit lilitan dan kawat besar yang dihubungkan seri dengan jangkar. Medan magnet yang dibangkitkan oleh kutub bantu dirancang
sama dan berlawanan arah dengan medan
magnet yang dihasilkan oleh reaksi jangkar pada semua nilai arus beban dan
memperbaiki komutasi.
Gambar
11.
1.3 Torsi pada motor DC
Suatu motor dapat
menerima beban berat maupun ringan dapat dilihat pada besarnya torsi. Torsi
dapat dibagi beberapa macam diantaranya
:
1. Torsi Stall (MH)
Torsi timbul pada motor
saat kecepatan nol dan tegangan nominal. Nilai ini besar kemungkinan dapat
dipengaruhi oleh perubahan temperatur. Besarnya torsi stall dapat dilihat pada
persamaan sebagai berikut :
(mNm)
Dimana :
MH = Torsi stall (mNm)
Km = Konstanta torsi (mNm/A)
UN = Tegangan nominal (Volt)
R = Resistansi terminal (W)
IO = Arus tanpa beban (A)
Dari rumus tersebut
dapat dilihat perubahan terhadap arus. Jika terjadi peningkatan arus maka torsi
akan mengalami penurunan.
2. Torsi Friction (MR)
Kehilangan torsi dapat
disebabkan oleh gesekan brush, bearing dan komutator. Niai torsi juga dapat
dipengaruhi oleh perubahan temperature. Nilai torsi friction dapat
dilihat pada persamaan berikut :
(mNm)
Dari persamaan bahwa
torsi berbanding lurus terhadap arus, artinya jika arus berkurang maka torsi
pun berkurang jika arus bertambah maka torsi pun bertambah sehingga dapat
digambarkan grafik sebagai berikut :
Gambar
12.
Konstanta torsi Km
berhubungan dengan antara torsi yang dihasilkan oleh motor dengan arus
keluaran.
3. Torsi maksimum
Torsi ini merupakan
kalkulasi dari dua torsi diatas yang besarnya adalah :
(mNm)
2. Tipe-Tipe Mesin DC
2.1 Macam-macam mesin DC
Berdasarkan sumber arus
penguat magnetnya motor DC dapat dibedakan atas :
a. Motor DC dengan penguat terpisah, bila arus
penguat magnet diperoleh dari sumber DC di luar motor.
b. Motor DC dengan penguat sendiri, bila arus
penguat magnet berasal dari motor itu sendiri.
Berdasarkan hubungan
gulungan penguat magnitnya terhadap gulungan angker motor DC dengan penguat
sendiri dapat dibedakan:
a. Motor deret/seri,
b. Motor shunt,
c. Motor kompon.
2.1.1 Motor Deret
2.1.1.1 Pengertian motor deret.
Gambar
13.
Motor deret ialah motor yang gulungan magnetnya dihubungkan
deret dengan gulungan angkernya. Jadi pada motor deret arus angker sepenuhnya
melalui gulungan magnetnya.
2.1.1.2. Karakteristik
Motor Deret
Pada motor deret I = Is = Ia sehingga bila I dinaikkan
flux (f0) juga naik yang berarti kopel angker (Ma) naik.
Akibat kerugian gesekan dan besi yang menghasilkan kopel (Mgb) maka kopel
jumlah (M) = Ma - Mgb. Dengan naiknya arus beban (I) dan naiknya f0 maka ggl lawan pun naik. Karena kecepatan putaran
berbanding terbalik dengan f0 maka demikian juga berbanding terbalik dengan Is atau
I.
Bila beban dinaikkan arus akan naik akan tetapi
putaran cepat turun. Sebaliknya, bila beban diturunkan putaran akan naik dan
bila beban diturunkan terus sampai nol maka arus penguat akan mendekati nol. O
turun hampir nol dan putaran akan naik dengan kecepatan sangat tinggi,
akibatnya gaya-gaya sentrifugal yang terlampau besar akan membahayakan dalam
hal ini motor akan Iari. Oleh karena itu, pada motor deret hubungan dengan
beban jangan sampai terputus/ lepas.
Kopel Ma = C’ 4 f0 Ia
Jika f0 pada motor deret berbanding lurus dengan arus Ia
maka:
Ma = c” . Ia
Jadi kenaikan kopelnya sama dengan kuadrat dari kali kenaikan arusnya.
Hal ini merupakan keuntungan dan motor deret karena pada waktu start motor
deret mempunyai kopel yang besar. Motor deret baik dipakai untuk menggerakkan
benda-benda berat (kereta, keran pengangkat).
|
Gambar 14.
2.1.2. Motor
Shunt
2.1.2.1 Pengertian motor shunt
Motor shunt ialah motor yang gulungan magnetnya langsung
dihubungkan dengan jala-jala, demikian juga gulungan angkernya, ini berarti gulungan magnetnya dihubungkan sejajar
dengan gulungan angker.
Gambar
15.
2.1.2.2 Karakteristik
Motor Shunt
Pada karakteristik motor shunt akan terlihat bahwa Ek konstan ini dapat
digambarkan lurus mendatar. OIeh karena RSh dipasang paralel dengan tegangan
jepit yang konstan maka f0 juga akan
konstan. Jika bebannya dinaikkan secara teratur ternyata putaran seolah-olah
tidak berubah (sedikit turun) (E1).
Jika beban dinaikkan maka arus beban akan naik sehingga kerugian Ia .
Ra akan naik. Kenaikan arus angker (Ia) akan menaikkan kopel angker Ma.
Karena f0 konstan maka kenaikan kopel M sebanding dengan
kenaikan arusnya. Kerugian gesekan dan besi pada semua kecepatan sama selalu
konstan. Sehingga kopel yang diberikan pada poros luar
(M = Ma - Mgb)
akan naik karena arusnya naik. Randemennya akan Cepat turun pada
beban yang rendah. Harus diperhatikan pada motor shunt gulungan shuntnya jangan
sampai terlepas, jika terjadi motor ini akan Iari seperti halnya motor deret.
Motor shunt biasa digunakan untuk penggerak yang memerlukan putaran yang
konstan, misalnya kipas angin.
Gambar
16.
3. Motor Kompon
Motor
kompon ialah motor yang
gulungan medan
magnetnya terdiri dari gulungan shunt dan gulungan deret. Motor kompon dapat
dibedakan:
- Motor kompon pendek, dan
2.
Motor
kompon panjang.
3.1 Motor Kompon dengan Shunt Pendek (Kompon
Pendek)
Apabila gulungan
shuntnya dihubungkan sejajar/paralel dengan gulungan angker maka motor ini
disebut motor kompon dengan
shunt pendek atau motor kompon pendek.
Gambar 17
3.2 Motor Kompon dengan
Shunt Panjang (Kompon Panjang)
Apabila gulungan angker
dan gulungan deret dihubungkan berderet, sedangkan gulungan shuntnya
dihubungkan sejajar dengan gulungan angker dan gulungan deret seperti terlihat
dalam gambar.
Gambar
18
3. Karakteristik
Motor Kompon
Arus pada gulungan shunt dan gulungan deret bila bekerja dalam arah yang
sama akan memberikan arus gaya
resultan f0. Arus gaya
yang terjadi pada gulungan shunt akan konstan tidak dipengaruhi oleh arus
angker (Ia) maupun arus beban I yang berbeda halnya pada gulungan deret.
Sehingga walaupun beban nol arus gaya
pada gulungan shunt masih mempunyai harga tertentu sehingga motor tidak akan
Iari.
Dengan naiknya beban, arus akan naik. Mgb, yaitu kopel akibat rugi gesek
dari besi akan tetap harganya. Demikian juga Ek sehingga kopel resultan M akan
naik dengan catatan :
M = Ma - Mgb.
Lengkungan randemen ditentukan seperti halnya dalam motor shunt dan
motor deret dengan cara menghitung daya luar dan daya masuk. Kecepatan putaran
terletak antara kecepatan putar motor shunt dan motor deret. Sifat motor kompon
juga akan berada antara sifat-sifat motor shunt dan motor deret, yaitu
putarannya agak konstan dan start mulanya agak kuat.
Motor kompon baik dipakai untuk mesin kompressor, mesin pons, elevator
dan mesin pres.
Gambar
19.
2.2 Bermacam-macam
rangkaian mesin DC.
2.2.1
Rangkaian pengatur kecepatan motor.
Lihat gambar 20
kecepatan magnet permanen motor DC dapat diatur oleh perubahan tegangan yang
diberikan ke motor. Dengan tegangan sumber yang tetap dapat dicapai perubahan
tegangan dengan menaruh variable resistor daya tinggi, tetapi ini tidak
effisien ketika daya banyak yang hilang pada resistor tersebut. Metode yang
bagus dengan menggunakan rangkaian power switching modulasi pulsa. Switch
dihubung seri dengan motor untuk menjadikan on dalam periode yang
singkat kemudian motor akan mati menuju
kecepatan yang rendah.
|
2.2.2 Rangkaian pengatur level timah pada mesin
tinning.
|
Gambar
21 merupakan sistem pengisi timah dengan ketinggian yang dapat diubah-ubah.
Ketika level timah pada bak timah turun maka pelampung akan ikut turun juga.
Batang pelambung akan turun sehingga tidak tersensor, akibatnya sensor akan
tidak aktif sehingga timer akan bekerja. Timer ini berfungsi untuk mengatur
step dari motor dimana duty cyclenya dapat diatur. Sehingga motor pun akan
bekerja dan timah akan turun untuk mengisi bak. Motor akan berhenti untuk
menggerakkan timah ketika telah dicapai level ketinggian yang telah ditentukan.
Ketika level sudah berangsur naik pelampung akan bergerak naik sehingga batang
pelampung akan mengenai sebuah sensor. Sensor akan aktif maka timer akan
berhenti pula maka motor pun akan berhenti tidak ada pengisian timah lagi.
2.3 Membalik arah
putaran motor DC.
Untuk membalik putaran motor DC dapat dilakukan dengan cara:
a. Membalik
arah arus angker, arah arus penguat magnetnya tetap.
b. Membalik
arah arus penguat magnet, arah arus angkernya tetap.
Apabila kedua arah arus angker dan penguat magnetnya diubah maka putaran
motor tidak akan berubah. Pengertian-pengertian di atas sesuai dengan kaidah
tangan kiri.
PRINSIP MEMBALIK
PUTARAN MOTOR DC
Cara
|
Pelaksanaan
|
Keterangan
|
1
|
|
Gerakan semula arahnya sama dengan arah jarum
jam.
|
2
|
|
Kutub magnet dan arah arus angker diubah ternyata
putaran tidak berubah.
|
3
|
|
Arah arus angker dirubah/ditukar kutub magnet
tetap. Ternyata putaran berbalik (berlawanan dengan arah jarum jam).
|
4
|
|
Kutub magnet diubah/ditukar arah arus angker
tetap. Ternyata putarannya berbalik (berlawanan dengan arah jarum jam).
|
Cara yang lazim
dipakai/dilakukan dalam membalik putaran motor DC ialah dengan cara membalik
arah arus angkernya sedangkan membalik arah arus pada penguat magnetnya jarang
dilakukan.
Coba perhatikan dan
pahami gambar-gambar di bawah ini:
I.a. Diagram dan klem motor deret putar
kanan.
I.b. Diagram dan klem motor deret putar kiri.
Il.a. Diagram
dan klem motor shunt putar kanan.
Il.b. Diagram
dan klem motor shunt putar kiri.
Ill.a. Diagram
dan klem motor kompon pendek kanan.
lII.b. Diagram
dan klem motor kompon pendek kiri.
IV.a. Diagram
dan klem motor kompon panjang kanan.
IV.b. Diagram
dan klem motor kompon panjang kiri.
|
|
|
3.
Karakteristik dan aplikasi mesin DC
3.1 Pengukuran dan
analisis karakteristik mesin DC
Pada bab sebelumnya
telah diterangkan beberapa macam karateristik dari mesin DC. Pada bab ini akan
dilakukan beberapa diagnosa pada macam-macam tipe motor untuk mengetahui
karakteristik mesin DC.
Sebelum dilakukan
praktek pengukuran dari mesin dc terlebih dahulu pelatih menyiapkan peralatan
sebagai berikut :
- Voltmeter.
- Amperemeter.
- Bermacam tipe motor dc.
- Tachometer.
- Kopelmeter.
- Kabel penguhubung.
- Socket.
3.1.1 Pengukuran
parameter Mesin DC
Perhatikan gambar
rangkaian 26. Ubahlah semua harga pada alat ukur dan catat hasilnya. Pada
sebuah kertas milimeter buatlah grafik yang sesuai dengan karakteristik sebuah
mesin dc.
|
|
3.2. Pemilihan mesin DC
.
Untuk memilih motor DC sama dengan motor AC. Dari bermacam-macam tipe motor DC terdapat
label pada gambar 27.
Jadi untuk memilih bagaimana motor yang sesuai dapat diperhatikan
beberapa faktor :
- Tegangan
masukkan.
Motor tentunya mempunyai tegangan sumber agar dapat
bekerja. Tegangan sumber ini disesuaikan dengan besarnya gulungan stator maupun
rotor. Jika salah memberikan tegangan sumber pada motor maka akan terjadi
kerusakan pada motor diantaranya :
- Kumparan
rotor atau stator akan terbakar atau putus.
- Motor akan
tidak bekerja sebagaimana mestinya.
4.
Daya pada motor akan menurun.
- Motor tidak
dapat digunakan untuk menggerakan beban.
- Arus motor.
Yang dimaksud arus motor disini adalah besarnya
arus yang dikonsumsi/diserap oleh
kumparan-kumparan rotor maupun stator. Jadi apabila dari sumber tegangan dimana
arus yang diberikan kurang maka motor tidak sanggup bekerja sesuai dengan beban
yang diberikan bahkan motor tidak akan bekerja sama sekali. Jadi bagaimana
solusinya ?
Apabila pada label tertera 1,5 A maka sediakan arus
sumber sebesar 1,5 ampere atau lebih.
- Daya
keluaran.
Untuk menggerakkan beban-beban tertentu, daya
keluaran pd motor sangat menentukan.
Contoh pada suatu lampu 10 watt dengan lampu 100 watt maka nyala lampu
akan lebih terang 100 watt, begitu juga dengan motor jika beban yang digunakan
lebih besar maka gunakanlah daya motor yang lebih besar. Jika tidak motor akan
rusak.
- Putaran
motor.
Sebelum kita memilih motor bagaimana kecepatan yang
kita inginkan, apakah lambat atau cepat. Jika kita ingin menggerakkan sebuah
belt maka dapat kita gunakan kecepatan yang lambat sehingga dipilih putaran
yang kecil.
- Faktor
daya.
Faktor daya atau Cos j untuk mengetahui digunakan
untuk mengetahui keadaan tegangan dan arus pada kumparan rotor dan stator.
Gambar
27.
Item
|
Nama
|
1
2
3
4
5
6
|
Nomor type motor
Tegangan Supply
Besarnya arus motor
Daya keluaran motor
Faktor Daya
Putaran motor
|
Dari
plat nama generator dc biasanya berisi spesifikasi pabrik yang penting,
misalnya:
·
Daya :
2,2 kW
·
Tegangan :
220 V
·
Arus penguat :
12,5 A
·
Kenaikan suhu :
50°C
·
Kecepatan :
1500 rpm
·
Jenis :
compound
·
Klas :
B
Spesifikasi-spesifikasi
tersebut menunjukkan kepada kita bahwa mesin dapat memberikan daya 2,2 kW
terus-menerus pada tegangan 220 V, tanpa kenaikan suhu yang melampaui 50°C.
Oleh karena itu, generator dapat mensuplai beban 10 A (2200/220). Generator
mempunyai lilitan seri, dan arus pada kumparan shunt adalah 12,5 A. Dalam
praktek, tegangan terminal diatur pada harga yang mendekati tegangan kerjanya,
yaitu 220 V. Kita dapat menambahnya dari generator asalkan tidak melampaui 2,2
kW. Tanda klas B menunjuk pada klas isolasi yang digunakan oleh mesin.
4.
Starter Motor DC
4.1 Pengoperasian motor
DC
Untuk menjalankan motor DC yang berkapasitas besar tidak semudah
menjalankan motor DC berkapasitas kecil. Harus diingat bahwa tegangan lawan
akan menyebabkan arus angker besar.
Berdasarkan persamaan :
yang Rt – nya relatif kecil, sehingga Ia akan mencapai
harga yang relatif besar.
Besarnya harga Ia akan membahayakan gulungan angker.
Arus angker harus dibatasi 150% - 200% dari arus nominal. Oleh karena itu, agar
motor selalu aman pada saat dijalankan, maka dalam merangkai motor dc perlu
dipasang perlengkapan yang dapat mengatur arus angker, yaitu dengan cara
memasang pengasut arus atau biasa
disebut pengatur gerak mula (starting).
Pada gambar 28. dapat dilihat bahwa suatu pengatur gerak awal dapat
digunakan sebuah variable resistor RP dengan daya yang besar.
Besarnya RP bervarisai tergantung besarnya arus gulungan pada
angker. RP dapat ditentukan
berdasarkan persamaan sebagai berikut :
Besarnya RP
diharapkan tidak mengurangi arus angker yang telah ditetapkan.
Gambar 28. Sambungan
motor Deret dengan starter.
Gambar 29. Sambungan
motor Shunt dengan starter.
Gambar 30. Sambungan
motor kompon panjang dengan starter
5.
Identifikasi bermacam mesin DC
5.1 Bermacam tipe mesin
DC special.
Untuk mengenal beberapa
mesin DC dibawah ini diberikan contoh-contoh mesin DC dari sebuah perusahan
minimotor.
5.1.1 DC – Micromotors.
Motor ini digunakan pada
beban-beban yang kecil dan life time berkisar 100 hingga 10000 jam. Motor ini
biasa digunakan pada peralatan instrumentasi, optical dan robot.
Untuk spesifikasinya
dapat dilihat pada gambar 32.
|
|
|
|
|
|
5.1.2 Brushless
DC-Micromotors
Motor ini didesign untuk
operasi tugas yang terus menerus seperti pompa kecil, kipas, choppers dan
scanners.
Lifetime dari motor ini
tergantung pada bearings ball, tergantung juga pada beban dan kecepatan, tetapi
lifetime motor banyak terjadi kesalahan pada brushnya.
Pada gambar 37. dapat
dilihat beberapa karateristik dari motor brushless DC-Micromotors.
|
5.1.3 Brushless
DC-Servomotors
Motor ini didesign untuk
range yang lebar pada aplikasi performance yang tinggi. Motor ini juga banyak
digunakan pada scanner, peralatan medical dan laboratorium.
Adapun spesifikasi dari
motor dapat dilihat pada gambar 38.
|
|
No comments:
Post a Comment