Thursday, March 5, 2015

PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DI INDONESIA O L E H FAISAL EFENDI

PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI DI INDONESIA
( SEJARAH )
O
L
E
H
FAISAL EFENDI







MEDAN
SUMATERA UTARA


Revolusi Hijau dalam Meningkatkan Produksi Pertanian
Proses Revolusi Hijau dalam Meningkatkan Produksi Pertanian. Pengertian Revolusi Hijau
Revolusi hijau sering dikenal dengan revolusi agraria yaitu suatu perubahan cara bercocok tanam dari cara tradisional berubah ke cara modern untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Definisi lain menyebutkan revolusi hijau adalah revolusi produksi biji-bijian dari penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari varietas gandum, padi, jagung yang membawa dampak tingginya hasil panen. Tujuan revolusi hijau adalah meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara penelitian dan eksperimen bibit unggul.
2. Latar Belakang Munculnya Revolusi hijau
Adapun latar belakang munculnya revolusi hijau adalah sebagai berikut.
a. Hancurnya lahan pertanian akibat PD I dan PD II.
b. Pertambahan penduduk meningkat sehingga kebutuhan pangan juga meningkat.
c. Adanya lahan tidur.
d. Upaya peningkatan produksi pangan.
Gagasan tentang revolusi hijau bermula dari hasil penelitian dan tulisan
Thomas Robert Malthus(1766 – 1834) yang berpendapat bahwa
“Kemiskinan dan kemelaratan adalah masalah yang dihadapi manusia yang disebabkan oleh tidak seimbangnya pertumbuhan penduduk dengan pening-katan produksi pertanian. Pertumbuhan penduduk sangat cepat dihitung dengan deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, dst.) sedangkan peningkatan produksi pertanian dihitung dengan deret hitung (1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, dst.)”. Pengaruh tulisan Robert Malthus tersebut, yaitu:
a. gerakan pengendalian pertumbuhan penduduk dengan cara pengontrolan jumlah kelahiran;
b. gerakan usaha mencari dan meneliti bibit unggul dalam bidang pertanian.
3. Perkembangan Revolusi Hijau

Revolusi hijau dimulai sejak berakhirnya PD I yang berakibat hancurnya lahan pertanian. Penelitian disponsori oleh Ford and Rockefeller Foundationdi Meksiko, Filipina, India, dan Pakistan. IMWIC (International Maize and Wheat Improvement Centre)merupakan pusat penelitian di Meksiko. Sedangkan di Filipina, IRRI (International Rice Research Institute) berhasil mengembangkan bibit padi baru yang produktif yang disebut padi ajaib ataupadi IR-8.
Pada tahun 1970 dibentuk CGIAR (Consultative Group for International Agriculture Research)yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada berbagai pusat penelitian international. Pada tahun 1970 juga, Norman Borlang mendapatkan hadiah nobel karena gagasannya mencetuskan revolusi hijau
dengan mencari jenis tanaman biji-bijian yang bentuknya cocok untuk mengubah energi surya menjadi karbohidrat pada tanah yang diolah menjadi subur dengan tanaman yang tahan terhadap hama penyakit. Upaya meningkatkan produk-tivitas pertanian antara lain dengan cara sebagai berikut.
a. Pembukaan areal pertanian dengan pengolahan tanah.
b. Mekanisme pertanian dengan penggunaan alat-alat pertanian modern seperti bajak dan mesin penggiling.
c. Penggunaan pupuk-pupuk baru.
d. Penggunaan metode yang tepat untuk memberantas hama, misalnya dengan alat penyemprot hama, penggunaan pestisida, herbisida, dan fungisida.
Perkembangan Revolusi Hijau juga berpengaruh terhadap Indonesia. Upaya peningkatan produktivitas pertanian Indonesia dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
a. Intensifikasi Pertanian
Intensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan menerapkan formula pancausaha tani (pengolahan tanah, pemilihan bibit unggul, pemupukan, irigasi, dan pemberantasan hama).
b. Ekstensifikasi Pertanian
Ekstensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan memperluas lahan pertanian, biasanya di luar Pulau Jawa.
c. Diversifikasi Pertanian
Diversifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara penganekaragaman tanaman, misal dengan sistem tumpang sari (di antara lahan sawah ditanami kacang panjang, jagung, dan sebagainya).
d. Rehabilitasi pertanian
Rehabilitasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara pemulihan kemampuan daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.
Faktor-faktor penyebab timbulnya lahan kritis adalah sebagai berikut.
1) Penanaman yang terus menerus.
2) Penggunaan pupuk kimia (pestisida, herbisida).
3) Erosi karena penebangan liar.
4) Irigasi yang tidak teratur.
Upaya untuk memperbaiki lahan pertanian antara lain dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
1) Reboisasi untuk kawasan hutan/nonhutan.
2) Melakukan tebang pilih.
3) Pembibitan kembali.
4) Penanaman sejuta pohon.
5) Penanaman tanah lembah/pegunungan dengan terasering/sengkedan.
6) Seleksi tanaman (tanaman pelindung/tua
4. Keuntungan Revolusi Hijau
Adapun keuntungan dari adanya Revolusi Hijau, adalah berikut ini.
a. Ditemukannya berbagai jenis tanaman dan biji-bijian/varietas unggul.
b. Meningkatnya produksi pertanian yang berarti dapat mengatasi pangan.
c. Pendapatan petani meningkat yang berarti meningkatnya kesejahteraan petani.
Tahun 1988, Indonesia mendapat penghargaan dari FAO karena berhasil dalam swasembada pangan.
5. Kelemahan Revolusi Hijau
Sedangkan kelemahan dari Revolusi Hijau adalah berikut ini.
a. Menghabiskan dana yang besar untuk biaya penelitian.
b. Menurunnya daya produksi tanah karena ditanami terus menerus.
c. Polusi tanah dan air akibat penggunaan pupuk pestisida yang berlebihan.
d. Dengan mekanisasi pertanian mengakibatkan tenaga manusia digantikan mesin.
Latar belakang lahirnya orde baru
Lahirnya era orde baru dilatarbelakangi oleh runtuhnya orde lama. Tepatnya pada saat runtuhnya kekuasaan Soekarno yang lalu digantikan oleh Soeharto. Salah satu penyebab yang melatarbelakangi runtuhnya orde lama dan lahirnya orde baru adalah keadaan keamanan dalam negri yang tidak kondusif pada masa orde lama. Terlebih lagi karena adanya peristiwa pemberontakan G30S PKI. Hal ini menyebabkan presiden Soekarno memberikan mandat kepada Soeharto untuk melaksanakan kegiatan pengamanan di indonesia melalui surat perintah sebelas maret atau Supersemar.
Jatuhnya rezimsoekarno telah membuat kekuasaan negara jatuh ketangan reaksioner kanan yang dipimpin oleh oeharto dan naution. Sebagai kekuasaan yang paling raksioner rezim Soeharto tidah terbantahkan lagi, karena beberapa alasan.
  1. Anti- demokrasi -> pengambil-alihan kekuasaan tidak dengan cara demikrasi melaikan melalui kudeta.
  2. Pro-imprialis -> rezim soeharto mengundang pihak asing untuk memberikan pinjaman hutang dan melakukan investasi dengan janji keamanan politik, tenaga kerja murah, bahan mentah dan kemudahan-kemudahan lainnya
  3. Anti-rakyat -> pengambil-alihan tanah-tanah hasil land-reform dan nasionaslisasi dan diserahkan kepada TNI dan kepada kapitalis komprador, tuan tanah dan kapitalis birokrat.
Apa itu 
Revolusi hijau
Revolusi hijau adalah sebutan tidak resmi yang dipakai untuk menggambarkan perubahan fundamental dalam pemakaian teknologi budidaya pertanian yang dimulai pada tahun 1950an-1980an dibanyak negara berkembang terutama di asia. Dalam artian revolusi hijau adalah pertanian
green_revolution-400x284 dengan paket teknologi modern. Akibatnya mulai muncul kebutuhan-kebutuhan yang memerlukan modal besar, sehingga menimbulkan ketergantungan terhadap bantuan dan pinjaman luar negeri baik dalam bentuk uang maupun barang modal.
Adapun yang melatarbelakangi revolusi hijau adalah masa orde baru ditujukan untuk memaci peningkatan produksi pangan, karena kebutuhan pangan yang meningkat dan mengurangi impor beras.
Revolusi hijau menimbulkan perubahan sosial, antara lain dalam hal pengelolaan tanah, penggunaan bibit unggul, penggunaan pupuk kimia, penggunaan sarana-sarana produksi dan pengaturan waktu panen. Dalam pelaksanaan revolusi hijau, pemerintah melakukan pengendalian petani lewat konsep sosial-ekonomipolitik demi berlangsungnya revolusi hijau. Sehingga dapat dikontrol secara ketat dan sistemik. Sistem tersebut di buat dalam bentuk kelembagaan dan perangkat birokrasi. Interpensi ini dilakuakan melalui bimbingan massa ( BIMAS) dan penyuluhan dan dibuntuk kelembagaanseperti kelompok tani, KUD dan sebagainya.
Dan ditambah lagi pada saat itu pemerintah melakukan subsidi besar-besaran terhadap pengadaan pupuk dan pestisida. Jika menelisik, kita akan banyak menemukan dampak akibat  revolusi hijau.
Dampak positif dari revolusi hijau adalah meningkatnya produksi tanaman pangan terutama padi dan gandum sehingga kebutuhan karbohidrat terpenuhi dan menjadikan negara indonesia yang sebelumnya pengimpor beras menjadi negara dengan swasembada pangan. Jika ada dampak positif, maka kita akan menemukan dampak negatif dari revolusi hijau.
Dampak negatif dilihat dari sisi ekonomi diantaranya swasembada yang dicanangkan tidak berlangsung lama, terjadinya impor beras besar-besaran untuk memenuhi kebutuhan pangan dan menyokong swasembada beras, ketergantungan petani terhadap teknologi modern mengancam kesejahteraan para petani. Dampak negatif dilihat dari sisi politik adalah karena program swasembada ini terjadi pengontrolan petani melalui dibentuknya badan kelembagaan yang mendukung revolusi hijau, seperti didirikannya KUD, dan lain sebagainya.
Dan jika dilihat dari sisi sosial begitu banyak dampak yang timbul, diantaranya pengangguran semakin tinggi, merosotnya nilai tradisional, norma saling membutuhkan atau gotong royong mulai menghilang, polarisasi sosial, serta penurunan perempuan dipedesaan.
Lalu bagaimana kodisi perempuan dengan munculnya revolusi hijau?
Jika telah dikatakan diata bahwa revolusi hijau menimbulkan perebuhan sosial. Secara tradisional petani perempuan mempunyai peranan penting baik manajemen maupun kerja fisik. Namun pembangunan telah gagal memperhatikan nasib ataupun kepentingan perempuan. Partisispasi perempuan secara historis dan tradisional telah dihancurkan oleh ppembangunan melalui program “revolusi hijau”.
Jika sebelum modernisasi pertanian diperkenalkan ketengah masyarakat pedesaan pola hhubungan antara laki-laki dan perempuan adalah kesetaraan gender. Namun setelah modernisasi maka prespektif tersebut berubah menjadi ketimpangan gender, dimana adanya dominasi dan subordinasi antara laki-laki dan perempuan. Struktur keluarga berubah, dimana buruh perempuan yang biasanya menumbuk padi sebagai penghasilan tambahan sekarang hanya tinggal dirumah. Dampak yang paling mencolok terhadap perempuan diantaranya:
-          Akses teknik pertanian modern, karena adanya nilai bahwa perempuan tidak mampu menangani mesin per
tanian
-          Mekanisme dibidang pertanian yang telah menghapus peran ekonomi perempuan yang secara tradisional
-          Marginalisasi perempuan
-          Mengukuhkan aktivitas perempuan kepada pekerjaan domesti seperti menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak.
Dampak  yang paling mencolok yaitu meningkatnya angka pengangguran. Akibatnya terjadinya urbanisasi, banyak masyarakat desa pindah kekota dengan menjadi pekerja rumah tangga atau menjadi buruh murah di perusahaan. Karena kebijakan neoliberal pembanguanan mencabut domain pekerjaan perempuan miskin diganti dengan mesin, modal besar. Karena terjadi perampasan pekerjaan perempuan disawah membuat para perempuan menjadi buruh dilahan perkebunan dan bahkan itu menjadibudaya turun-temurun. Tidak ada jaminan keamaan (terjadinya pelecehan) bahkan ketika perempuan menjadi buruh harian lepas ditempatkan di wilayah yang tidak membutuhkan tenaga besar seperti tempat penyemaian, namun disitulan banyak racun dan pestisida yang berbahaya bagi perempuan. Bukan hanya tidak ada jaminan kesehatan dalam segi upah pun juga berbeda antara laki-laki dan perempuan atau bahkan jika seorang istri bekerja menjadi BHL maka gajinya tersebut diserahkan kepada suaminya.
Perempuan desa yang bergantung hidupnya pada sumber daya alam kebanyakan menjadi korban dampak negatif pembangunan. Perempuan yang tinggal di sekitar proyek industri besar seperti pertambangan dan instalasi minyak atau gas alam menderita oleh punahnya atau rusaknya tanah dan sumber daya alam, seperti hutan, air, sedangkan ganti rugi umumnya diberikan kepada laki-laki.
Kemudian bagaimana nasib perempuan yang progresif pada masa soeharto?
Jika pada masa soekarno organisasi perempuan berkembang pesat, maka pada masa soeharto terjadi penghancuran organisasi perempuan. Penghancuran ini dilakukan melalui berbagai berita fitnah masif di berbgaia media kamiliteran dengan menyebarkan isu keterlibatan dan penyimpangan moral seksual para anggota organisasi perempuan yang berwatak progresif pada masa itu.
Bukan hanya itu, pada rezim soeharto membentuk organisasi perempuan yang jauh dari watak progresif dan kepenting perempuan pekerja seperti PKK, Dharma Wanita dll. Bahkan kegiatannya pun di atur oleh rezim soeharto sehingga menghasilkan budaya “ikut suami” dan timbul ideologi ibuisme, dimana perempuan pada masa itu hanya melakukan kegiatan yang hanya meningkatkan kecakapannya dalam pekerjaan domestik, seperti menjadi ibu rumah tangga yang baik, mengurus anak dan lain sebagainya. Bahkan jika perempuan tersebut menjadi istri seorang pejabat, kegiatan istrinya dikontrol melalui suaminya.


No comments:

Post a Comment