Friday, March 6, 2015

Tindak tutur ilokusi oleh Faisal Efendi

1.      Tindak tutur Asertif Ilokusi Menyatakan
Dalam ilokusi ini, penutur menyatakan sesuatu  yang terjadi yang pernah dirasakan seseorang, berikut ini contoh tindak tutur asertif ilokusi menyatakan.
Siatuasi 1 : Nur terbangun dari tidur lelapnya setelah mendapat mimpi, dan Nur duduk tercengang di atas kasur lantai dengan napas terengah-engah, Nur bertanya pada dirinya dan menduga-duga tentang arti sebuah mimpi. (Abidah El Khalieqy, 2010:1-2)
Nenek  : ‘Kau mesti bangkit dan terus bangkit”
Nur      : “Bangkit menuju kemana?” (1)
Nenek  : “ Menuju masa depan yang lebih cerah dari sinar matahari”

Pada tuturan (1) tersebut di atas termasuk tindak tutur ilokusi asertif menyatakan, karena Nur dalam mimpimya dengan mrenyatakan dalam kalimatnya bangkit menuju kemana. Tuturan Nur tersebut disampaikan oleh lawan tutur menuju masa depan yang lebih cerah dari sinar matahari.

2.      Situasi 2 : Emak selalu menasehati Nur dengan nada lembut, sebab Emak tahu Nur sebagai anak perempuan mengerti yang dinasehati oleh Emaknya. (Abidah El Khalieqy, 2010:54-56).
Emak   : “Kau mesti hati-hati dengan lelaki, Nur!”(92)
Nur      : ‘Kenapa, Mak. (93) Apa semua lelaki seperti bapak”(94)
Emak   : “Ya tidak.(95) Tapi sebagai perempuan kamu harus bisa memilih kalau bergaul               dengan lelaki. (96) jangan seting jalan sama Anton, anak kepala desa itu.”(97)
Nur      : Kalau sama Mas Rofiq boleh ya, Mak?’(98)

Pada tuturan (94) tersebut di atas termasuk tindak tutur ilokusi asertif. menyatakan, karena Nur menyatakan kepada Emaknya apa semua lelaki seperti bapak. Tuturan Nur tersebut menyatakan suatu peristiwa tentang seorang laki-laki seperti bapaknya.
Berdasarkan tindak ilokusi dalam pementasan drama “Pada Suatu Hari”, dapat ditemukan lima jenis tindak ilokusi.  Kelima jenis tindak ilokusi ini adalah tindak tutur representatif, tindak tutur direktif, tindak tutur komisif, tindak tutur ekspresif, dan tindak tutur deklarasi/isbati.      
1.        Tindak Tutur Representatif
Pada penelitian ini ditemukan tindak ilokusi representatif menyatakan, mengakui, melaporkan, menunjukkan,  dan menyebutkan. Adapun yang termasuk dalam jenis tindak ilokusi representatif dalam wacana komik di majalah Annida dapat dijelaskan pada penggalan tuturan berikut.
a.       Tindak Tutur Representatif Menyatakan
Tuturan menyatakan adalah tuturan yang sesuai dengan kenyataan. Hal ini dapat dijelaskan pada data tuturan berikut ini.
KONTEKS : KAKEK DAN NENEK SEDANG BERDUAAN DI RUANG TAMU
Adegan 1

Nenek                : “Tidak mungkin sayang, kau tahu saya sedikit flu karena pesta beberapa hari yang lalu?”
Kakek                : “O iya, saya baru ingat sekarang”

          Dalam tuturan menyatakan yang dituturkan oleh nenek kepada kakek  ini memunyai maksud bahwa ia sedang sakit flu karena kelelahan ketika mengikuti pesta beberapa hari yang lalu. Kebenaran tuturan representatif menyatakan tersebut jika apa yang dituturkan sesuai dengan kenyataannya, dalam hal ini mitra tutur yaitu kakek tau betul keadaan nenek yang sebenarnya.
b.      Tindak Tutur Representatif Melaporkan
           Tuturan melaporkan merupakan tuturan yang juga menuturkan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Ini terdapat pada tuturan berikut.
KONTEKS  : NENEK DAN KAKEK SEDANG BERDUAAN, LALU SURTI DATANG MEMBERI TAU JIKA ADA TAMU
Adegan 4
Surti              : “Ada tamu, nyonya besar.”
Nenek           : “Siapa?”
            Tindak ilokusi representatif melaporkan tersebut ditunjukkan pada tuturan Surti “Ada tamu nyonya besar”, maksudnya ia melaporkan kepada nenek bahwa ada tamu. Kebenaran tindak ilokusi representatif melaporkan ini adalah apa yang dituturkan sesuai dengan kenyataan, dalam hal ini penutur pada saat itu melaporkan kepada mitra tutur bahwa ada tamu.
c.       Tindak Tutur Representatif Mengakui
Tuturan mengakui merupakan tuturan yang menyatakan keadaan yang sebenarnya, mengakui untuk diri sendiri dan orang lain akan sesuatu hal.
KONTEKS : KETIKA SURTI MENYAJIKAN MINUMAN KESUKAAN NYONYA WENAS (JANDA)

Adegan 8
Janda              : “Siapa yang memilih minuman ini?”
Surti               : “Saya sendiri nyonya”
           Tindak ilokusi representatif mengakui tersebut di tunjukkan pada tuturan “Saya sendiri nyonya” pada tuturan ini penutur mengakui kepada mitra tutur bahwa penutur sendirilah yang berinisiatif menyajikan minuman kesukaan nyonya Wenas (Janda).
d.      Tindak Tutur Representatif Menyebutkan
           Tindak tutur representatif menyebutkan adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang dituturkan dengan tuturan yang berisi menyebutkan, misalnya mengucapkan nama benda atau orang dan sebagainya. Tuturan representatif menyebutkan terdapat pada kutipan wacana di bawah ini.
KONTEKS    : NENEK MENGINTROGASI SURTI TERKAIT MINUMAN YANG DISAJIKANNYA KEPADA JANDA
Adegan 12
Nenek             : “Sejak tadi pagi, sudah berapa kali kamu berbohong?”
Surti               : “Belum sekaipun nyonya.”
Nenek             : ” Akui saja, toh tak akan mengurangi penghasilanmu”
Surti               : “Terus terang, sudah dua kali nyonya”
Nenek             : “Nah, begitu lebih baik, apa saja?”
Surti               : “Pertama kepada suami saya”
           Ucapan Surti merupakan tindak tutur representatif menyebutkan, karena ia menyebutkan tentang kepada siapa saja ia telah berbohong pada hari ini.
e.       Tindak Tutur Representatif Menunjukkan
           Tindak tutur representatif menunjukkan adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya atas apa yang dituturkannya dengan menggunakan tuturan yang berisi menunjukkan. Berikut adalah kutipan wacana yang berjenis tindak tutur represenatif menunjukkan.
KONTEKS : JANDA (NYONYA WENAS) SEDANG DUDUK DI RUANG TAMU, DAN DI SUGUHI MINUMAN KESUKAANYA OLEH SURTI.
Adegan 8
Janda              : “Siapa yang memilih minuman ini?”
Surti               : “Saya sendiri nyonya, kenapa?”

           Tuturan “Saya sendiri nyonya” yang dilakukan oleh surti kepada Janda dengan maksud untuk menunjukkan bahwa dia sendirilah yang berinisiatif menyuguh minuman kesukaan si Janda. Dengan demikian, kutipan wacana diatas merupakan tindak tutur representatif menunjukkan, karena diucapkan oleh Surti dengan suatu kebenaran untuk menunjukkan bahwa dirinyalah yang berinisiatif menyajikan minuman kesukaan Janda.

2.        Tindak Tutur Direktif
       Tindak ilokusi direktif merupakan dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan itu. Dalam penelitian ini ditemukan lima jenis tindak ilokusi direktif yang meliputi mengajak, meminta, menyuruh, memohon, menyarankan, menantang, memaksa  dan memberikan aba-aba. Tuturan tersebut dapat dilihat pada data berikut ini.
a.       Tindak Tutur Direktif Meminta
           Tuturan meminta menimbulkan pengaruh kepada mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan meminta, apakah itu dalam suatu perbuatan atau tuturan saja. Tuturan yang menunjukkan meminta terdapat pada data berikut.
KONTEKS  : NENEK MERAYU KAKEK AGAR MAU BERNYANYI
Adegan 3
Kakek             : “satu lagu?”
Nenek             : “Ayolah sayang, Penonton sudah tidak sabar menunggu  sang penyanyi”

Tuturan ““Ayolah sayang, Penonton sudah tidak sabar menunggu  sang penyanyi!”, dituturkan nenek kepada kakek dengan maksud untuk merayu  dan meminta kakek untuk mau menyanyi. Kutipan dialog tersebut termasuk ke dalam tindak tutur direktif meminta, karena tuturan tersebut berisi permintaan nenek kepada kakek untuk menyanyi.
b.      Tindak Tutur Direktif Mengajak
           Tuturan mengajak merupakan tuturan yang mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan. Penggalan tuturan yang menunjukkan adanya tuturan mengajak dapat dilihat pada tuturan berikut ini.
KONTEKS  : SURTI MENGAJAK MELI DAN FERI MASUK KEDALAM UNTUK MELIHAT IKAN
Adegan 16
Surti               : “Ayo kita lihat ikan kedalam”
Meli, Feri        :” Asik lihat ikan”

           Tuturan “Ayo kita lihat ikan” dituturkan oleh Surti kepada meli dan Feri dengan maksud untuk mengajak melihat ikan. Kutipan dialog tersebut termasuk ke dalam tindak tutur direktif mengajak, karena tuturan tersebut berisi ajakan yang dilakukan Surti kepada Meli Feri untuk melihat ikan.
c.       Tindak Tutur Direktif Menyuruh
           Tuturan menyuruh merupakan tuturan yang termasuk dalam tindak ilokusi direktif. Tuturan menyuruh merupakan tuturan yang menyatak tindakan. Ini dapat dijelaskan pada tuturan di bawah ini.
KONTEKS: NENEK MENYURUH SURTI MEMBAWA MASUK MINUMAN KESUKAAN JANDA
Adegan 9
Nenek             : “Surti ! Bawa minuman ini kedalam”
Surti               : “Baik nyonya”

           Tuturan “Surti !! Bawa minuman ini kedalam”, dituturkan oleh nenek kepada Surti dengan maksud agar ia segera mengambil minuman kesukaan Janda, dan menggantinya dengan yang tidak disukai janda. Oleh karena itu, kutipan dialog diatas merupakan tindak tutur direktif menyuruh karena tuturan tersebut dimaksudkan nenek untuk menyuruh Surti membawa masuk minuman itu.
d.      Tindak Tutur Direktif Memohon
           Memohon merupakan suatu tuturan yang juga menyatakan untuk melakukan suatu tindakan. Penggalan tuturan tersebut ditunjukkan sebagai berikut.
KONTEKS : NENEK MENANGIS, DAN KAKEK BERUSAHA MENGHIBUR

Adegan 13
Nenek             : (tiba-tiba menagis)
Kakek             : “Diamlah, sayang. Kalau kau diam saya akan menyanyi lagi....”

           Tuturan ”Diamlah, sayang. Kalau kau diam saya akan menyanyi lagi....”diucapkan oleh Kakek dengan maksud untuk memohon pada nenek agar ia berhenti menangis. Dengan demikian, kutipan dialog diatas merupakan tindak tutur direktif memohon karena berisi permohonan atau harapan agar nenek berhenti menangis.
e.       Tindak Tutur Direktif Menyarankan
           Tindak tutur direktif menyarankan adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penuturnya dengan maksud agar sipendengar melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan yang berisi  saran dan anjuran. Tuturan berikut merupakan tindak tutur direktif menyarankan.
KONTEKS: NOVIA MENYARANKAN KAKEK UNTUK MEMBUANG KAKTUS, TUMBUHAN KESUKAAN JANDA
Novia             : “Buang saja kaktus itu pak”
Nita                : “Soalnya bukan kaktus. Soalnya itu cemburu pada nyonya Wenas.”
           Pada tuturan diatas, yang menunjukkan tindak ilokusi direktif menyarankan terdapat pada tuturan “Buang saja kaktus itu pak” maksudnya penutur menyarankan agar mitra tutur (kakek) mau membuang kaktus.
f.       Tindak Tutur Direktif Menantang
           Tindak tutur direktif menantang adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penuturnya dengan maksud agar si pendengar melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan yang berisi  tantangan. Tuturan menantang adalah tuturan yang dilakukan oleh seseorang untuk mengahadapi atau melawan orang lain. Berikut ini adalah pemaparan hasil analisis tindak tutur direktif menantang.
KONTEKS: KAKEK MENBERI PENJELASAN TENTANG KEDATANGAN JANDA PADA NENEK, TAPI NENEK TIDAK PERCAYA

Adegan 11
Nenek             : “Kau Bohong”
Kakek             : “Kalau tak percaya, kau boleh memanggil Surti”
           Tuturan ” Kalau tak percaya, kau boleh memanggil Surti” dilakukan oleh Kakek kepada nenek yang sedang marah. Kakek menantang nenek untuk membuktikan kebenaran dengan cara bertanya kepada Surti. Dengan demikian, kutipan dialog diatas merupakan tindak tutur direktif menantang, karena berisi sebuah tantangan yang  dilakukan oleh kakek kepada nenek yang tidak mempercayai ucapanya.
g.      Tindak Tutur Direktif Memaksa
           Tindak tutur direktif memaksa adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur dengan maksud agar si pendengar melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan yang berisi memaksa. Tuturan memaksa adalah tuturan yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud untuk menyuruh kepada orang lain secara paksa, biasanya berkonotasi kasar. Berikut ini adalah hasil analisis tindak tutur direktif memaksa.
KONTEKS  : NENEK SESAK NAFAS KARENA KELAKUAN NOVIA
Adegan 20
Nita                : “Cepat ambilkan air dingin Surti”
Surti               : “Sebentar nyonya”

           Dituturkan oleh Nita kepada Surti yang maksudnya memaksa Surti untuk mengambilkan minuman untuk nenek.
3.        Tindak Tutur Komisif
       Tindak ilokusi komisif merupakan tindak ilokusi yang mendorong penutur untuk melakukan sesuatu. Tindak ilokusi komisif dan direktif sama-sama digunakan untuk melaksanakan tindakan, namun dalam tindak ilokusi komisif ini penutur sendirian. Tindak  tutur komisif yang ditemukan dalam penelitin ini yaitu menawarkan, menyatakan kesanggupan, dan berjanji. Tuturan tersebut dapat dilihat pada kutipan wacana di bawah ini.
a.       Tindak Tutur Komisif Menyatakan Kesanggupan
           Tindak tutur komisif menyatakan  kesanggupan adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturan yang berfungsi untuk menyatakan kesanggupan. Berikut kutipan wacana yang termasuk ke dalam tindak tutur komisif menyatakan kesanggupan.
KONTEKS : NENEK MERAYU KAKEK UNTUK MAU BERNYANYI, KEMUDIAN KAKEK MENYANGGUPINYA
Adegan 3
Kakek              : “dan sorga saya?”
Nenek              : “ mungkin tertutup”
Kakek              : “baik, saya akan menyanyi, tapi separo, kalo satu lagu nanti batuk”

           Maksud perkataan kakek yaitu menyanggupi permintaa nenek untuk bernyanyi, tapi separo lagu. Oleh karena itu, kutipan wacana dialog diatas merupakan tindak tutur komisif  menyatakan kesanggupan.
b.      Tindak Tutur Komisif Berjanji
           Tindak tutur komisif berjanji adalah tindak tutur yng mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturan berjanji. Tuturan berjanji adalah tuturan yang dilakukan untuk menyatakan suatu perjanjian. Berikut adalah tuturan yang berjenis tindak tutur komisif  berjanji.
KONTEKS       :  KAKEK NENEK SEDANG BERDUAAN DAN KAKEK MEMINTA NENEK MENYANYI TAPI TIDAK MAU
Adegan 3
Nenek                : “Habis kaupun slalu mengejek setiap kali saya menyanyi”
Kakek                : “sekarang tidak, sejak sekarang saya tak akan mengejek kau lagi”

           Tuturan kakek maksudnya untuk berjanji kalau dia tak akan mengejek nenek menyanyi lagi. Oleh karena dialog ini merupakan tindak tutur komisif berjanji, karena  berisi perjanjian yang dilakukan oleh kakek kepada Nenek.
4.        Tindak Tutur Ekspresif
       Tindak tutur ilokusi ekspresif  merupakan tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu. Dalam tindak ilokusi ekspresif ditemukan
tuturan mengucapkan terima kasih, mengkritik, menyalahkan, mengeluh dan memuji. Adapun tuturan tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
a.       Tindak Tutur Ekspresif Mengucapkan Terima Kasih
            Tindak tutur ekspresif mengucapkan terima kasih adalah tindak tutur  yang dilakukan dengan maksud agar tuturannya diartikan  sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan yang berisi ucapan terima kasih. Berikut data tuturan ekspresif mengucapkan terima kasih.
KONTEKS  :  JANDA PAMIT
Adegan 9
Janda               : “Sayang sekali dia sedang sakit, saya harus segera pulang”
Kakek              : “ Terima kasih banyak atas kunjungan nyonya”
            Kakek mengucapkan terima kasih kepada janda yang telah berkunjung ke rumah.
b.      Tindak Tutur Ekspreif Menyalahkan
           Tindak tutur ekspresif menyalahkan adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan  yang berisi menyalahkan. Tuturan menyalahkan adalah tuturan yang digunakan untuk menyatakan (memandang, menganggap) salah pada seseorang. Berikut ini merupakan tindak tutur ekspresif menyalahkan.
KONTEKS : KAKEK TERTAWA KARENA KURANG PERHATIAN
Adegan 3
Kakek             : (Tertawa) saya baru ingat sekarang
Nenek             : “Selalu kau begitu, selalu kau tak pernah ambil pusing setiap kali saya sakit”

 Nenek menyalahkan kakek karena kurang perhatian.
c.       Tindak Tutur Ekspresif Mengeluh
           Tindak tutur ekspresif mengeluh adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan mengeluh. Tuturan mengeluh adalah tuturan yang dilakukan untuk menyatakan susah karena penderitaan, kesakitan, kekecewaan. Tuturan berikut merupakan tindak tutur ekpresif mengeluh.
KONTEKS:  NENEK TIDAK LULUH MENDENGAR RAYUAN KAKEK
Adegan 13
Kakek                   : “Tuhan, kepala saya cuma satu dan puyeng, kalau saja saya punya tiga kepala, tentu saya tau apa yang harus saya lakukan agar kau diam”

d.      Tindak Tutur Ekspresif Memuji
                       Tindak tutur ekspresif memuji adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan dalam tuturan yang berisi pujian. Tuturan memuji adalah tuturan yang digunakan untuk melahirkan suatu penghargaan kepada sesuatu yang dianggap baik, indah, gagah, berani, dan sebagainya. Berikut adalah pemaparan hasil analisis tindak tutur ekspresif memuji.
KONTEKS : KAKEK DAN NENEK BERMESRAAN
Nenek             : “Kau sudah terlalu pintar berciuman ketika pertama kali mencium saya”
Kakek             : “Saya memang pintar berkhayal, setiap kali saya menonto, saya selalu membayangkan adegan ciuman dengan amat terperinci”

5.        Tindak Tutur Isbati Melarang
       Tindak tutur isbati melarang adalah tindak tutur yang dilakukan sipenutur dengan maksud untuk menciptakan hal (status, keadaan, dan sebagainya) yang baru dengan menggunakan tuturan yang berisi larangan.
Tuturan melarang adalah tuturan yang dilakukan untuk memerintahkan supaya tidak melakukan sesuatu. Tuturan berikut merupakan tindak tutur isbati melarang.
KONTEKS : KAKEK SEDANG MENASIHATI NOVIA
Adegan 18
Kakek       : “Kau jangan berkata begitu”

       Dituturkan oleh kakek terhadap novia, yang isinya melarang Novia untuk bertindak seperti itu.
1)    Tindak Lokusi
Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu dan hanya bersifat informatif.

Contoh:
1.    Jari tangan manusia jumlahnya sepuluh.
2.    Kerbau merupakan binatang bermamak biak.
3.    Kendari Ibu Kota Sulawesi Tenggara terletak dijazirah tenggara pulau Sulawesi yang memiliki 10 kabupaten dan 2 kota.
4.    Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Hasan Wirayuda mengatakan bahwa hubungan antara RI dan Malaysia semakin renggang akhir-akhir ini.
5.    Mamat belajar membaca.
Kelima kalimat di atas dituturkan oleh penuturnya semata-mata untuk menginformasikan sesuatu tanpa ada tendensi untuk melakukan sesuatu, apalagi untuk mempengaruhi lawan tuturnya.

2)    Tindak Ilokusi
Tindak ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk menyatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan sesuatu tindakan.
Cntoh:
1.    Ada anjing gila.
Analisinya yaitu kontruksi kalimat tersebut biasanya ditemukan di pinggir-pinggir pagar atau di pintu-pintu rumah. Tuturan ini tidak hanya menyampaikan informasi tentang keberadaan anjing disebuah rumah tetapi lebihbermakna agar ayang membaca tuturan tersebut berhati-hati. Jadi bersifat perintah. Apalagi pembacanya adalah pencuri atau tafsirannya untuk menakuti.
2.    Ujian sudah dekat.
Analisisnya yaitu kalimat tersebut jika diucapkan seorang guru kepada muridnya maka ilokusinya yaitu guru menyampaikan kepada muridnya untuk bersiap-siap bahwa ujian sudah dekat. Tetapi jika orang tua, berartia seruan berhenti untuk bermain tetapi harus belajar dengan baik.
3.    Rambutmu sudah panjang.
Analisisnya yaitu dari segi ilokusi, kalimat tersebut jika diucapkan oleh seorang ibu kepada anak laki-lakinya atau istri kepada suaminya, maka itu adalah perintah untuk memangkas atau memotong  rambutnya karena sudah panjang.
4.    Yudi sudah seminar proposal skripsi kemarin.
Analisisnya yaitu kalimat tersebut jika diucapkan kepada seorang mahasiswa semester XII, bukan hanya sekedar memberikan informasi saja akan tetapi juga melakukan sesuatu, yaitu memberikan dorongan agar mahasiswa tadi segera mengerjakan skripsinya.

5.    Santoso sedang sakit.
Analisisnya yaitu kalimat tersebut jika diucapkan kepada temannya yang menghidupkan radio dengan volume tinggi, berarti bukan saja sebagai informasi tetapi juga untuk menyuruh agar mengecilkan volume atau mematikan radionya

3)    Tindak Perlokusi
Tindak perlokusi adalah sebuah tuturan yang dituturkan oleh seseorang seringkali mempunyai daya pengaruh atau efek bagi yang mendengarkan.
Contoh:
1.    Nilai rapormu bagus sekali.
Analisisnya yaitu dari segi ilokusi, bisa berarti pujian atau ejekan. Pujian kalau memang nilai rapor itu bagus, dan ejekan kalau nilai rapor itu memang tidak bagus. Sedangkan dari segi perlokusi, dapat membuat si pendengar itu menjadi sedih dan sebaliknya dapat mengucapkan terimakasih.
2.    Sudah 3 minggu kamar ini tidak dibersihkan.
Analisisnya yaitu dari segi ilokusi, menyuruh untuk membersihkan, sedangkan dari segi perlokusi, si anak akan mengambil sapu dan membersihkannya
3.    Samin bebas SPP.
Analisinya yaitu kalimat tersebut jika diucapkan seorang guru kepad murid-muridnya, maka ilokusinya adalah meminta agar teman-temannya tidak iri, dan perlokusinya adalah agar teman-temannya memaklumi keadaan ekonomi orang tua Samin
4.    Kemarin ayahku sakit.
Analisisnya yaitu kalimat tersebut jika diucapkan oleh seseorang yang tidak dapat menghadiri undangan temannya. Maka ilokusinya adalah untuk meminta maaf, dan perlokusinya adalah agar orang yang mengundangnya harap maklum.
5.    Mungkin Ibu menderita penyakut jantung koroner.

Analisisnya yaitu seorang dokter menginformasikan kepada keluarga pasien mengenai penyakit yang diderita pasien tersebut yang memungkinkan akan membuat keluarganya sedih atau panik.
Representatif :
1.
 “Saya kira kita sudah sepakat
untuk memberikan ruang
 pribadi...,” Ona menggumam
 sembari menelungkup di atas kursi panjang.
Tuturan diucapkan olehOna kepada Ibu dan Bapaknya.Dinyatakan sebagai tuturanrepresentatif karena tuturannyadapat bermakna spekulasi akan pemberian ruang pribadi dan secaraimplisit menyatakan bahwa ia butuhruang pribadi dan menginginkanBapak dan Ibunya memberikan Onaruang pribadi.
 2.
Sayang, dalam satu rumah, memang ada sekat-sekat untuk ruang makan,ruang tidur yang pribadi, dan jugaruang berkumpul di mana kamuharus menjadi bagian dari kesatuandengan anggota keluargamu yang
lain,” ayahnya mencoba
menetralisir ketegangan ibu dananak.
Tuturan ini diutarakan olehBapak kepada Ona. Tuturan inirepresentatif karena merupakansuatu tuturan yang memaparkanatau melaporkan suatu kebenaranyang diyakini penutur dalam hal iniBapak.
 3.
Saya terpaksa memasuki ruang
tidur kalian,” gumamnya perlahan.
Tuturan ini dinyatakan representatif karena hanya merupakan suatu pemberitahuan bahwa ia (Ona)memasuki kamar keduaorangtuanya.4.
“Perkawinan yang gagal tetap mati
di mata siapapun. Apalagi jika sayatelah melihat serangkaian
kenyataan yang begitu verbal.” Ona
berbicara dengan nada dingin sambil membalik-balik lembaran
novel itu.
Tuturan ini adalah tuturanrepresentatif karena merupakansebuah pengakuan yang dikatakanoleh Ona melihat rumah tanggakedua orangtuanya.
5.
“Aku kira Bapak selalu jujur,”Ona
mulai menuntut. T
uturan inidigolongkan sebagai representatif karena bemakna spekulasi. Namun,tuturan ini bisa juga digolongkansebagai direktif karena ada maknatersembunyi yang menuntut Bapak untuk jujur.
6.
“Tapi, Pak..., dia memang cucumu. Randi adalah anakku...”

Tuturan inidisampaikan oleh Ona kepadaBapak sebagai pemberitahuan bahwa Randi adalah anaknya. Olehsebab itu, tuturan ini digolongkanrepresentatif karena berisi fakta ataukebenaran yang dapat dibuktikan.
 7.
 Kalau mengikuti peraturanmasyarakat, Yanto itu pacarku.
Tapi...”
Tuturan ini pun dinyatakanoleh Ona yang menanggapi pertanyaan Bapak seputar Yanto.Tuturan ini digolongkanrepresentatif karena juga berisi faktayang dapat dibuktikan.

Direktif
 1.
 “Tapi barangkali Ibu benar. Aku
bisa saja menyalahgunakan
kepercayaan itu. Nih...,” Ona
menyodorkan kunci pintu itu,
“supaya Ibu merasa aman.”
Tuturan ini diucapkan Ona kepadaIbunya dengan intensi agar Ibu nyamengambil kunci pintu yangdiberikan Ona. Oleh sebab itu,tuturan ini digolongan ke dalamtuturan direktif karena penutur mengucapkan sesuatu denganmaksud agar mitra tutur melakukantindakan sesuai apa yang penutur katakan dalam tuturannya.
 2.
“Tidak apa, Bu. Saya mengerti
kecemasan orangtua. Sebaiknya Ibu menjalankan apa yang Ibu
 percaya....”
Tuturan ini pundiucapkan Ona kepada Ibunya.Tuturan ini diklasifikasikan kedalam tuturan direktif karenatuturan Ona merupakan suatu saranyang ia harap mitra tutur akanlakukan.
 3.
“Saya ki
ra, ini masih termasuk lingkup ruang tidur saya..., kecuali, ya, kecuali jika Ibu atau Bapak memutuskan untuk memasukinya.

Tuturan ini dikatakan oleh Onakepada kedua orangtua.Digolongkan ke dalam tuturandirektif karena mempertimbangkanaspek makna implisit yangtercantum bahwa Ona tak inginkedua orang tuanya memasukiruang tidur (pribadi) nya. Hal ini pun bisa diketahui bahwa tuturanini direktif karena narasi setelahtuturan ini, Bapak dan Ibunyamemutuskan untuk tidak memasukiruang pribadinya.
Komisif
1.

“Dan Bapak masih selalu jujur,Sayang.”
Tuturan Bapak kepadaOna ini digolongkan ke dalamtuturan komisif karena secaraimplisit merajuk pada janji untuk terus selalu jujur. Bapak menyatakan kesanggupan untuk  jujur yang berarti memberikankonsekuensi pada Bapak untuk melakukan sesuai tuturannya.

2.
 Bapak tak akan mungkin memilikilebih daripada yang sudah
kumiliki.”
Tuturan ini diucapkanBapak kepada Ona. Tuturan inimenanggapi pertanyaan Onatentang siapa kekasih Bapaknyadan Bapak menyangkal dengankalimat tersebut. Oleh sebab itu, inimerupakan tuturan komisif karena bermaksud menjanjikan Ona akankesetiaannya pada keluarga,
 3.
“...titik persoalannya adalah saya
memilih untuk berjalan sendiri,tanpa kawan. Jadi, jika sayamemilih rute yang berbeda dantidak konvensional, saya akanmenanggungnya sendiri tanpamembuat orang lain menderita.Saya juga tak akan memasukikamar orang lain, karena sayatelah memiliki kamar untuk saya
 sendiri...”
Tuturan ini digolongkanke dalam tuturan komisif karenayang disampaikan Ona kepadaBapaknya ini menyatakankesanggupannya untuk hidupsendiri dan berjanji untuk tak memasuki kamar (kehidupan)orang lain.

Ekspresif
1.
“ Kamu terlalu memanjakannya.”
Tuturan Ibu kepada Bapak inimengeluh dan menyatakan kritik terhadap sikapnya pada Ona.Tuturan ini dinyatakan tuturanekspresif karena salah satu cirituturan ekspresif adalah tuturanyang mengeluh dan mengkritik.
2.
 “Memberikan kepercayaan besar
 pada dia, sesungguhnya sekaligus
memberi beban.”
Tuturan berikutdiucapkan oleh Bapak danditujukan kepada Ibu membalas perkataan Ibu (tuturan no. 1).Tuturan ini dinyatakan ekspreesif karena merupakan suatu bentuk tuturan yang mengkritik tuturansebelumnya.
 3.
 “Ibu sangat manusiawi. Bapak  yang cacat.”
Tuturan inidigolongkan tuturan ekspresif karena kata-kata Bapak kepadaOna ini mengindikasikan dua halyaitu memuji Ibu (istrinya) danmenyalahkan dirinya sendiri.4.
 “Kamu akan kesepian..”
TuturanBapak kepada Ona ini menanggapikeputusan Ona yang tak inginmenikah dan hidup sendiri. Karenaitu, tuturan ini diglolongkan tuturankomisif karena memiliki unsur kritik dalam makna tuturannya.5.

“Rasa repi itu selalu menyerang
 setiap orang yang menikah maupun yang tidak menikah. Barangkalirasa sepi akan terasa lebih perihbagi mereka yang mengalamikegagalan dalam perkawinan. Mereka terbiasa beragi, lalu
mereka terpaksa menjadi sendiri.”

Tuturan ini diucapkan Onamenanggapi perkataan Bapaknya(tuturan no. 4). Ona mengkritik  balik komentar atau tuturanBapaknya maka itu kalimat ini jugadigolongkan tuturan komisif.6.
“Kebisuan Bapak sangat berbohong.”
Tuturan ini memilikimaksud untuk membuat Bapaknya berhenti diam dan membisu.Tuturan ini bisa juga dianggapsebagai keluhan Ona sehinggatuturan ini masuk golongan tuturankomisif.

1.    Tindak Lokusi
Tindak lokusi adalah tindak tutur yang berhubungan dengan mengatakan sesuatu. Contohnya, yaitu:
a.Manusia adalah salah satu mahluk ciptaan Tuhan.
b.Jari tangan manusia jumlahnya sepuluh.
c.Ikan paus adalah hewan yang menyusui.
d.Indonesia memiliki beragam budaya.
e.Kendari adalah ibu kota Sulawesi Tenggara.
2.    Tindak Ilokusi
Tindak ilokusi adalah tindak tutur yang berkaitan dengan perbuatan dalam hubungannya dengan mengatakan sesuatu. Contohnya, yaitu:
a.Sudah satu minggu lantai ruangan ini tidak disapu. (menyuruh untuk menyapu)
b.Ada binatang buas. (mengingatkan untuk berhati-hati)
c.Kukumu sudah panjang. (menyuruh untuk dipotong)
d.Bagus sekali kalau kamar ini dibersihkan. (menyuruh untuk membersihkan)
e.Ada anjing gila. (menyuruh untuk berhati-hati)
3.    Tindak Perlokusi
Tindak perlokusi adalah tindak tutur yang menimbulkan efek atau akibat karena adanya suatu tindakan dalam mengatakan sesuatu. Contohnya, yaitu:
a.    Dialog 1
A: Kegiatan lomba baca puisi akan dilaksanakan besok. Kamu   sudah mengetahuinyakan?
B: Iya, saya sudah diberitahu tadi.
A: Kamu bisa tidak, besok datang lebih pagi?
B: Rumah saya jauh. (ilokusi)
A: O, baiklah. Kamu datang sesuai jadwal biasanya saja. (perlokusi)
    Keterangan:
    “,Baiklah. Kamu datang sesuai jadwal biasanya saja.” Kalimat tersebut merupakan kalimat perlokusi atau efek dari ilokusi  “Rumah saya jauh.” Tokoh A memaklumi alasan tokoh B ysng tidak dapat hadir atau datang lebih pagi sebab rumahnya jauh.  Oleh karena itu, tokoh A memakluminya dengan menyuruh tokoh B untuk datang sesuai jadwal biasanya saja.
b.    Dialog 2
A: Kemarin adalah lang tahun saya. Kamu tidak lupa kan?
B: Iya, saya ingat kok.
A: Tetapi, mengapa kamu tidak datang ke rumahku kemarin?
B: Kemarin saya sangat sibuk. (ilokusi)
A: Tak apalah, saya mengerti. Setidaknya kau telah menginganya.(perlokusi)
    Keterangan:
    “Tak apalah, saya mengerti. Setidaknya kamu mengingatnya.” Kalimat ini merupakan kalimat perlokusi dari kalimat ilokusi “Kemarin saya sangat sibuk.” Tokoh A memaklumi alasan tokoh B yang tidak datang ke rumah tokoh A yang disebabkan tokoh B sangat sibuk kemarin. Kalimat tersebutlah yang merupakan contoh perlokusi yaitu tindakan yang secara langsung dipahami oleh salah satu pembicara.
c.    Pencopet! Pencopet!
Keterangan:
Akibat adanya teriakan pencopet, orang-orang berlari mengejar seseorang yang dituduh pencopet. (perlokusi)
d.    “Kamarmu kotor sekali ya?” kata seorang ibu pada anaknya.
Keterangan:
Anak yang menjadi lawan bicara langsung mengambil sapu dan membersihkan kamarnya. Tindakan yang dilakukan anak ini merupakan perlokusi.
e.    Dialog 3
A: Bisakah kamu menemaniku ke pasar?
B: Saya sangat sibuk.(ilokusi)
A: Baiklah, biar saya ke pasar sendiri. (perlokusi)
    Keterangan: 
    Tokoh A memaklumi alasan tokoh B yang tidak dapat menemaninya ke pasar.



No comments:

Post a Comment