1. Tindak tutur
Asertif Ilokusi Menyatakan
Dalam ilokusi ini, penutur menyatakan sesuatu yang terjadi yang pernah dirasakan seseorang,
berikut ini contoh tindak tutur asertif ilokusi menyatakan.
Siatuasi 1 : Nur terbangun dari tidur lelapnya setelah
mendapat mimpi, dan Nur duduk tercengang di atas kasur lantai dengan napas
terengah-engah, Nur bertanya pada dirinya dan menduga-duga tentang arti sebuah
mimpi. (Abidah El Khalieqy, 2010:1-2)
Nenek : ‘Kau mesti
bangkit dan terus bangkit”
Nur : “Bangkit
menuju kemana?” (1)
Nenek : “ Menuju masa
depan yang lebih cerah dari sinar matahari”
Pada tuturan (1) tersebut di atas termasuk tindak tutur
ilokusi asertif menyatakan, karena Nur dalam mimpimya dengan mrenyatakan dalam
kalimatnya bangkit menuju kemana. Tuturan Nur tersebut disampaikan oleh lawan
tutur menuju masa depan yang lebih cerah dari sinar matahari.
2. Situasi 2 :
Emak selalu menasehati Nur dengan nada lembut, sebab Emak tahu Nur sebagai anak
perempuan mengerti yang dinasehati oleh Emaknya. (Abidah El Khalieqy,
2010:54-56).
Emak : “Kau mesti
hati-hati dengan lelaki, Nur!”(92)
Nur : ‘Kenapa,
Mak. (93) Apa semua lelaki seperti bapak”(94)
Emak : “Ya
tidak.(95) Tapi sebagai perempuan kamu harus bisa memilih kalau bergaul dengan lelaki. (96) jangan
seting jalan sama Anton, anak kepala desa itu.”(97)
Nur : Kalau sama
Mas Rofiq boleh ya, Mak?’(98)
Pada tuturan (94) tersebut di atas termasuk tindak tutur
ilokusi asertif. menyatakan, karena Nur menyatakan kepada Emaknya apa semua
lelaki seperti bapak. Tuturan Nur tersebut menyatakan suatu peristiwa tentang
seorang laki-laki seperti bapaknya.
Berdasarkan tindak ilokusi dalam pementasan drama “Pada
Suatu Hari”, dapat ditemukan lima jenis tindak ilokusi. Kelima jenis tindak ilokusi ini adalah tindak
tutur representatif, tindak tutur direktif, tindak tutur komisif, tindak tutur
ekspresif, dan tindak tutur deklarasi/isbati.
1. Tindak Tutur
Representatif
Pada penelitian ini ditemukan tindak ilokusi representatif
menyatakan, mengakui, melaporkan, menunjukkan,
dan menyebutkan. Adapun yang termasuk dalam jenis tindak ilokusi
representatif dalam wacana komik di majalah Annida dapat dijelaskan pada
penggalan tuturan berikut.
a. Tindak Tutur
Representatif Menyatakan
Tuturan menyatakan adalah tuturan yang sesuai dengan
kenyataan. Hal ini dapat dijelaskan pada data tuturan berikut ini.
KONTEKS : KAKEK DAN NENEK SEDANG BERDUAAN DI RUANG TAMU
Adegan 1
Nenek :
“Tidak mungkin sayang, kau tahu saya sedikit flu karena pesta beberapa hari
yang lalu?”
Kakek :
“O iya, saya baru ingat sekarang”
Dalam
tuturan menyatakan yang dituturkan oleh nenek kepada kakek ini memunyai maksud bahwa ia sedang sakit flu
karena kelelahan ketika mengikuti pesta beberapa hari yang lalu. Kebenaran
tuturan representatif menyatakan tersebut jika apa yang dituturkan sesuai
dengan kenyataannya, dalam hal ini mitra tutur yaitu kakek tau betul keadaan
nenek yang sebenarnya.
b. Tindak Tutur
Representatif Melaporkan
Tuturan melaporkan
merupakan tuturan yang juga menuturkan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Ini terdapat pada tuturan berikut.
KONTEKS : NENEK DAN
KAKEK SEDANG BERDUAAN, LALU SURTI DATANG MEMBERI TAU JIKA ADA TAMU
Adegan 4
Surti :
“Ada tamu, nyonya besar.”
Nenek :
“Siapa?”
Tindak
ilokusi representatif melaporkan tersebut ditunjukkan pada tuturan Surti “Ada
tamu nyonya besar”, maksudnya ia melaporkan kepada nenek bahwa ada tamu.
Kebenaran tindak ilokusi representatif melaporkan ini adalah apa yang
dituturkan sesuai dengan kenyataan, dalam hal ini penutur pada saat itu
melaporkan kepada mitra tutur bahwa ada tamu.
c. Tindak Tutur
Representatif Mengakui
Tuturan mengakui merupakan tuturan yang menyatakan keadaan
yang sebenarnya, mengakui untuk diri sendiri dan orang lain akan sesuatu hal.
KONTEKS : KETIKA SURTI MENYAJIKAN MINUMAN KESUKAAN NYONYA
WENAS (JANDA)
Adegan 8
Janda :
“Siapa yang memilih minuman ini?”
Surti : “Saya sendiri nyonya”
Tindak
ilokusi representatif mengakui tersebut di tunjukkan pada tuturan “Saya sendiri
nyonya” pada tuturan ini penutur mengakui kepada mitra tutur bahwa penutur
sendirilah yang berinisiatif menyajikan minuman kesukaan nyonya Wenas (Janda).
d. Tindak Tutur
Representatif Menyebutkan
Tindak
tutur representatif menyebutkan adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya
akan kebenaran atas apa yang dituturkan dengan tuturan yang berisi menyebutkan,
misalnya mengucapkan nama benda atau orang dan sebagainya. Tuturan
representatif menyebutkan terdapat pada kutipan wacana di bawah ini.
KONTEKS : NENEK
MENGINTROGASI SURTI TERKAIT MINUMAN YANG DISAJIKANNYA KEPADA JANDA
Adegan 12
Nenek :
“Sejak tadi pagi, sudah berapa kali kamu berbohong?”
Surti :
“Belum sekaipun nyonya.”
Nenek : ”
Akui saja, toh tak akan mengurangi penghasilanmu”
Surti :
“Terus terang, sudah dua kali nyonya”
Nenek :
“Nah, begitu lebih baik, apa saja?”
Surti :
“Pertama kepada suami saya”
Ucapan
Surti merupakan tindak tutur representatif menyebutkan, karena ia menyebutkan
tentang kepada siapa saja ia telah berbohong pada hari ini.
e. Tindak Tutur
Representatif Menunjukkan
Tindak
tutur representatif menunjukkan adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya
atas apa yang dituturkannya dengan menggunakan tuturan yang berisi menunjukkan.
Berikut adalah kutipan wacana yang berjenis tindak tutur represenatif
menunjukkan.
KONTEKS : JANDA (NYONYA WENAS) SEDANG DUDUK DI RUANG TAMU,
DAN DI SUGUHI MINUMAN KESUKAANYA OLEH SURTI.
Adegan 8
Janda :
“Siapa yang memilih minuman ini?”
Surti :
“Saya sendiri nyonya, kenapa?”
Tuturan
“Saya sendiri nyonya” yang dilakukan oleh surti kepada Janda dengan maksud
untuk menunjukkan bahwa dia sendirilah yang berinisiatif menyuguh minuman
kesukaan si Janda. Dengan demikian, kutipan wacana diatas merupakan tindak
tutur representatif menunjukkan, karena diucapkan oleh Surti dengan suatu
kebenaran untuk menunjukkan bahwa dirinyalah yang berinisiatif menyajikan
minuman kesukaan Janda.
2. Tindak Tutur
Direktif
Tindak ilokusi
direktif merupakan dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan
yang disebutkan dalam tuturan itu. Dalam penelitian ini ditemukan lima jenis
tindak ilokusi direktif yang meliputi mengajak, meminta, menyuruh, memohon,
menyarankan, menantang, memaksa dan
memberikan aba-aba. Tuturan tersebut dapat dilihat pada data berikut ini.
a. Tindak Tutur
Direktif Meminta
Tuturan
meminta menimbulkan pengaruh kepada mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan
meminta, apakah itu dalam suatu perbuatan atau tuturan saja. Tuturan yang menunjukkan
meminta terdapat pada data berikut.
KONTEKS : NENEK
MERAYU KAKEK AGAR MAU BERNYANYI
Adegan 3
Kakek :
“satu lagu?”
Nenek :
“Ayolah sayang, Penonton sudah tidak sabar menunggu sang penyanyi”
Tuturan ““Ayolah sayang, Penonton sudah tidak sabar
menunggu sang penyanyi!”, dituturkan
nenek kepada kakek dengan maksud untuk merayu
dan meminta kakek untuk mau menyanyi. Kutipan dialog tersebut termasuk
ke dalam tindak tutur direktif meminta, karena tuturan tersebut berisi permintaan
nenek kepada kakek untuk menyanyi.
b. Tindak Tutur
Direktif Mengajak
Tuturan
mengajak merupakan tuturan yang mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan suatu
tindakan. Penggalan tuturan yang menunjukkan adanya tuturan mengajak dapat dilihat
pada tuturan berikut ini.
KONTEKS : SURTI
MENGAJAK MELI DAN FERI MASUK KEDALAM UNTUK MELIHAT IKAN
Adegan 16
Surti :
“Ayo kita lihat ikan kedalam”
Meli, Feri :”
Asik lihat ikan”
Tuturan
“Ayo kita lihat ikan” dituturkan oleh Surti kepada meli dan Feri dengan maksud
untuk mengajak melihat ikan. Kutipan dialog tersebut termasuk ke dalam tindak
tutur direktif mengajak, karena tuturan tersebut berisi ajakan yang dilakukan
Surti kepada Meli Feri untuk melihat ikan.
c. Tindak Tutur
Direktif Menyuruh
Tuturan
menyuruh merupakan tuturan yang termasuk dalam tindak ilokusi direktif. Tuturan
menyuruh merupakan tuturan yang menyatak tindakan. Ini dapat dijelaskan pada
tuturan di bawah ini.
KONTEKS: NENEK MENYURUH SURTI MEMBAWA MASUK MINUMAN KESUKAAN
JANDA
Adegan 9
Nenek :
“Surti ! Bawa minuman ini kedalam”
Surti :
“Baik nyonya”
Tuturan
“Surti !! Bawa minuman ini kedalam”, dituturkan oleh nenek kepada Surti dengan
maksud agar ia segera mengambil minuman kesukaan Janda, dan menggantinya dengan
yang tidak disukai janda. Oleh karena itu, kutipan dialog diatas merupakan
tindak tutur direktif menyuruh karena tuturan tersebut dimaksudkan nenek untuk
menyuruh Surti membawa masuk minuman itu.
d. Tindak Tutur
Direktif Memohon
Memohon
merupakan suatu tuturan yang juga menyatakan untuk melakukan suatu tindakan.
Penggalan tuturan tersebut ditunjukkan sebagai berikut.
KONTEKS : NENEK MENANGIS, DAN KAKEK BERUSAHA MENGHIBUR
Adegan 13
Nenek :
(tiba-tiba menagis)
Kakek :
“Diamlah, sayang. Kalau kau diam saya akan menyanyi lagi....”
Tuturan
”Diamlah, sayang. Kalau kau diam saya akan menyanyi lagi....”diucapkan oleh
Kakek dengan maksud untuk memohon pada nenek agar ia berhenti menangis. Dengan
demikian, kutipan dialog diatas merupakan tindak tutur direktif memohon karena
berisi permohonan atau harapan agar nenek berhenti menangis.
e. Tindak Tutur
Direktif Menyarankan
Tindak tutur
direktif menyarankan adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penuturnya dengan
maksud agar sipendengar melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan yang
berisi saran dan anjuran. Tuturan
berikut merupakan tindak tutur direktif menyarankan.
KONTEKS: NOVIA MENYARANKAN KAKEK UNTUK MEMBUANG KAKTUS,
TUMBUHAN KESUKAAN JANDA
Novia :
“Buang saja kaktus itu pak”
Nita :
“Soalnya bukan kaktus. Soalnya itu cemburu pada nyonya Wenas.”
Pada
tuturan diatas, yang menunjukkan tindak ilokusi direktif menyarankan terdapat
pada tuturan “Buang saja kaktus itu pak” maksudnya penutur menyarankan agar
mitra tutur (kakek) mau membuang kaktus.
f. Tindak Tutur
Direktif Menantang
Tindak
tutur direktif menantang adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penuturnya
dengan maksud agar si pendengar melakukan tindakan yang disebutkan dalam
tuturan yang berisi tantangan. Tuturan
menantang adalah tuturan yang dilakukan oleh seseorang untuk mengahadapi atau
melawan orang lain. Berikut ini adalah pemaparan hasil analisis tindak tutur
direktif menantang.
KONTEKS: KAKEK MENBERI PENJELASAN TENTANG KEDATANGAN JANDA
PADA NENEK, TAPI NENEK TIDAK PERCAYA
Adegan 11
Nenek :
“Kau Bohong”
Kakek :
“Kalau tak percaya, kau boleh memanggil Surti”
Tuturan ”
Kalau tak percaya, kau boleh memanggil Surti” dilakukan oleh Kakek kepada nenek
yang sedang marah. Kakek menantang nenek untuk membuktikan kebenaran dengan
cara bertanya kepada Surti. Dengan demikian, kutipan dialog diatas merupakan
tindak tutur direktif menantang, karena berisi sebuah tantangan yang dilakukan oleh kakek kepada nenek yang tidak
mempercayai ucapanya.
g. Tindak Tutur
Direktif Memaksa
Tindak
tutur direktif memaksa adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur dengan
maksud agar si pendengar melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan yang
berisi memaksa. Tuturan memaksa adalah tuturan yang dilakukan oleh seseorang
dengan maksud untuk menyuruh kepada orang lain secara paksa, biasanya
berkonotasi kasar. Berikut ini adalah hasil analisis tindak tutur direktif
memaksa.
KONTEKS : NENEK SESAK
NAFAS KARENA KELAKUAN NOVIA
Adegan 20
Nita :
“Cepat ambilkan air dingin Surti”
Surti :
“Sebentar nyonya”
Dituturkan
oleh Nita kepada Surti yang maksudnya memaksa Surti untuk mengambilkan minuman
untuk nenek.
3. Tindak Tutur
Komisif
Tindak ilokusi
komisif merupakan tindak ilokusi yang mendorong penutur untuk melakukan
sesuatu. Tindak ilokusi komisif dan direktif sama-sama digunakan untuk
melaksanakan tindakan, namun dalam tindak ilokusi komisif ini penutur
sendirian. Tindak tutur komisif yang
ditemukan dalam penelitin ini yaitu menawarkan, menyatakan kesanggupan, dan
berjanji. Tuturan tersebut dapat dilihat pada kutipan wacana di bawah ini.
a. Tindak Tutur
Komisif Menyatakan Kesanggupan
Tindak
tutur komisif menyatakan kesanggupan
adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang
disebutkan di dalam tuturan yang berfungsi untuk menyatakan kesanggupan.
Berikut kutipan wacana yang termasuk ke dalam tindak tutur komisif menyatakan
kesanggupan.
KONTEKS : NENEK MERAYU KAKEK UNTUK MAU BERNYANYI, KEMUDIAN
KAKEK MENYANGGUPINYA
Adegan 3
Kakek : “dan sorga saya?”
Nenek : “
mungkin tertutup”
Kakek :
“baik, saya akan menyanyi, tapi separo, kalo satu lagu nanti batuk”
Maksud
perkataan kakek yaitu menyanggupi permintaa nenek untuk bernyanyi, tapi separo
lagu. Oleh karena itu, kutipan wacana dialog diatas merupakan tindak tutur
komisif menyatakan kesanggupan.
b. Tindak Tutur
Komisif Berjanji
Tindak
tutur komisif berjanji adalah tindak tutur yng mengikat penuturnya untuk
melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturan berjanji. Tuturan berjanji
adalah tuturan yang dilakukan untuk menyatakan suatu perjanjian. Berikut adalah
tuturan yang berjenis tindak tutur komisif
berjanji.
KONTEKS : KAKEK NENEK SEDANG BERDUAAN DAN KAKEK MEMINTA
NENEK MENYANYI TAPI TIDAK MAU
Adegan 3
Nenek :
“Habis kaupun slalu mengejek setiap kali saya menyanyi”
Kakek :
“sekarang tidak, sejak sekarang saya tak akan mengejek kau lagi”
Tuturan
kakek maksudnya untuk berjanji kalau dia tak akan mengejek nenek menyanyi lagi.
Oleh karena dialog ini merupakan tindak tutur komisif berjanji, karena berisi perjanjian yang dilakukan oleh kakek
kepada Nenek.
4. Tindak Tutur
Ekspresif
Tindak tutur
ilokusi ekspresif merupakan tindak tutur
yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang
hal yang disebutkan di dalam tuturan itu. Dalam tindak ilokusi ekspresif
ditemukan
tuturan mengucapkan terima kasih, mengkritik, menyalahkan,
mengeluh dan memuji. Adapun tuturan tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
a. Tindak Tutur
Ekspresif Mengucapkan Terima Kasih
Tindak
tutur ekspresif mengucapkan terima kasih adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar tuturannya
diartikan sebagai evaluasi tentang hal
yang disebutkan di dalam tuturan yang berisi ucapan terima kasih. Berikut data
tuturan ekspresif mengucapkan terima kasih.
KONTEKS : JANDA PAMIT
Adegan 9
Janda :
“Sayang sekali dia sedang sakit, saya harus segera pulang”
Kakek : “
Terima kasih banyak atas kunjungan nyonya”
Kakek
mengucapkan terima kasih kepada janda yang telah berkunjung ke rumah.
b. Tindak Tutur
Ekspreif Menyalahkan
Tindak
tutur ekspresif menyalahkan adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud
agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam
tuturan yang berisi menyalahkan. Tuturan
menyalahkan adalah tuturan yang digunakan untuk menyatakan (memandang,
menganggap) salah pada seseorang. Berikut ini merupakan tindak tutur ekspresif
menyalahkan.
KONTEKS : KAKEK TERTAWA KARENA KURANG PERHATIAN
Adegan 3
Kakek :
(Tertawa) saya baru ingat sekarang
Nenek :
“Selalu kau begitu, selalu kau tak pernah ambil pusing setiap kali saya sakit”
Nenek menyalahkan
kakek karena kurang perhatian.
c. Tindak Tutur
Ekspresif Mengeluh
Tindak
tutur ekspresif mengeluh adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar
tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam
tuturan mengeluh. Tuturan mengeluh adalah tuturan yang dilakukan untuk
menyatakan susah karena penderitaan, kesakitan, kekecewaan. Tuturan berikut
merupakan tindak tutur ekpresif mengeluh.
KONTEKS: NENEK TIDAK
LULUH MENDENGAR RAYUAN KAKEK
Adegan 13
Kakek
: “Tuhan, kepala saya cuma satu dan puyeng, kalau saja saya punya tiga
kepala, tentu saya tau apa yang harus saya lakukan agar kau diam”
d. Tindak Tutur
Ekspresif Memuji
Tindak tutur ekspresif memuji adalah tindak tutur yang dilakukan dengan
maksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan
dalam tuturan yang berisi pujian. Tuturan memuji adalah tuturan yang digunakan
untuk melahirkan suatu penghargaan kepada sesuatu yang dianggap baik, indah,
gagah, berani, dan sebagainya. Berikut adalah pemaparan hasil analisis tindak
tutur ekspresif memuji.
KONTEKS : KAKEK DAN NENEK BERMESRAAN
Nenek :
“Kau sudah terlalu pintar berciuman ketika pertama kali mencium saya”
Kakek :
“Saya memang pintar berkhayal, setiap kali saya menonto, saya selalu
membayangkan adegan ciuman dengan amat terperinci”
5. Tindak Tutur
Isbati Melarang
Tindak tutur
isbati melarang adalah tindak tutur yang dilakukan sipenutur dengan maksud
untuk menciptakan hal (status, keadaan, dan sebagainya) yang baru dengan
menggunakan tuturan yang berisi larangan.
Tuturan melarang adalah tuturan yang dilakukan untuk
memerintahkan supaya tidak melakukan sesuatu. Tuturan berikut merupakan tindak
tutur isbati melarang.
KONTEKS : KAKEK SEDANG MENASIHATI NOVIA
Adegan 18
Kakek : “Kau
jangan berkata begitu”
Dituturkan oleh
kakek terhadap novia, yang isinya melarang Novia untuk bertindak seperti itu.
1. Tindak Lokusi
Tindak lokusi adalah tindak tutur yang berhubungan dengan mengatakan sesuatu. Contohnya, yaitu:
a.Manusia adalah salah satu mahluk ciptaan Tuhan.
b.Jari tangan manusia jumlahnya sepuluh.
c.Ikan paus adalah hewan yang menyusui.
d.Indonesia memiliki beragam budaya.
e.Kendari adalah ibu kota Sulawesi Tenggara.
2. Tindak Ilokusi
Tindak ilokusi adalah tindak tutur yang berkaitan dengan perbuatan dalam hubungannya dengan mengatakan sesuatu. Contohnya, yaitu:
a.Sudah satu minggu lantai ruangan ini tidak disapu. (menyuruh untuk menyapu)
b.Ada binatang buas. (mengingatkan untuk berhati-hati)
c.Kukumu sudah panjang. (menyuruh untuk dipotong)
d.Bagus sekali kalau kamar ini dibersihkan. (menyuruh untuk membersihkan)
e.Ada anjing gila. (menyuruh untuk berhati-hati)
3. Tindak Perlokusi
Tindak perlokusi adalah tindak tutur yang menimbulkan efek atau akibat karena adanya suatu tindakan dalam mengatakan sesuatu. Contohnya, yaitu:
a. Dialog 1
A: Kegiatan lomba baca puisi akan dilaksanakan besok. Kamu sudah mengetahuinyakan?
B: Iya, saya sudah diberitahu tadi.
A: Kamu bisa tidak, besok datang lebih pagi?
B: Rumah saya jauh. (ilokusi)
A: O, baiklah. Kamu datang sesuai jadwal biasanya saja. (perlokusi)
Keterangan:
“,Baiklah. Kamu datang sesuai jadwal biasanya saja.” Kalimat tersebut merupakan kalimat perlokusi atau efek dari ilokusi “Rumah saya jauh.” Tokoh A memaklumi alasan tokoh B ysng tidak dapat hadir atau datang lebih pagi sebab rumahnya jauh. Oleh karena itu, tokoh A memakluminya dengan menyuruh tokoh B untuk datang sesuai jadwal biasanya saja.
b. Dialog 2
A: Kemarin adalah lang tahun saya. Kamu tidak lupa kan?
B: Iya, saya ingat kok.
A: Tetapi, mengapa kamu tidak datang ke rumahku kemarin?
B: Kemarin saya sangat sibuk. (ilokusi)
A: Tak apalah, saya mengerti. Setidaknya kau telah menginganya.(perlokusi)
Keterangan:
“Tak apalah, saya mengerti. Setidaknya kamu mengingatnya.” Kalimat ini merupakan kalimat perlokusi dari kalimat ilokusi “Kemarin saya sangat sibuk.” Tokoh A memaklumi alasan tokoh B yang tidak datang ke rumah tokoh A yang disebabkan tokoh B sangat sibuk kemarin. Kalimat tersebutlah yang merupakan contoh perlokusi yaitu tindakan yang secara langsung dipahami oleh salah satu pembicara.
c. Pencopet! Pencopet!
Keterangan:
Akibat adanya teriakan pencopet, orang-orang berlari mengejar seseorang yang dituduh pencopet. (perlokusi)
d. “Kamarmu kotor sekali ya?” kata seorang ibu pada anaknya.
Keterangan:
Anak yang menjadi lawan bicara langsung mengambil sapu dan membersihkan kamarnya. Tindakan yang dilakukan anak ini merupakan perlokusi.
e. Dialog 3
A: Bisakah kamu menemaniku ke pasar?
B: Saya sangat sibuk.(ilokusi)
A: Baiklah, biar saya ke pasar sendiri. (perlokusi)
Keterangan:
Tokoh A memaklumi alasan tokoh B yang tidak dapat menemaninya ke pasar.
1) Tindak Lokusi
Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu
dan hanya bersifat informatif.
Contoh:
1. Jari tangan
manusia jumlahnya sepuluh.
2. Kerbau merupakan
binatang bermamak biak.
3. Kendari Ibu Kota
Sulawesi Tenggara terletak dijazirah tenggara pulau Sulawesi yang memiliki 10
kabupaten dan 2 kota.
4. Menteri Luar
Negeri Republik Indonesia Hasan Wirayuda mengatakan bahwa hubungan antara RI
dan Malaysia semakin renggang akhir-akhir ini.
5. Mamat belajar
membaca.
Kelima kalimat di atas dituturkan oleh penuturnya
semata-mata untuk menginformasikan sesuatu tanpa ada tendensi untuk melakukan
sesuatu, apalagi untuk mempengaruhi lawan tuturnya.
2) Tindak Ilokusi
Tindak ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk
menyatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan
sesuatu tindakan.
Cntoh:
1. Ada anjing gila.
Analisinya yaitu kontruksi kalimat tersebut biasanya
ditemukan di pinggir-pinggir pagar atau di pintu-pintu rumah. Tuturan ini tidak
hanya menyampaikan informasi tentang keberadaan anjing disebuah rumah tetapi
lebihbermakna agar ayang membaca tuturan tersebut berhati-hati. Jadi bersifat
perintah. Apalagi pembacanya adalah pencuri atau tafsirannya untuk menakuti.
2. Ujian sudah
dekat.
Analisisnya yaitu kalimat tersebut jika diucapkan seorang
guru kepada muridnya maka ilokusinya yaitu guru menyampaikan kepada muridnya
untuk bersiap-siap bahwa ujian sudah dekat. Tetapi jika orang tua, berartia
seruan berhenti untuk bermain tetapi harus belajar dengan baik.
3. Rambutmu sudah
panjang.
Analisisnya yaitu dari segi ilokusi, kalimat tersebut jika
diucapkan oleh seorang ibu kepada anak laki-lakinya atau istri kepada suaminya,
maka itu adalah perintah untuk memangkas atau memotong rambutnya karena sudah panjang.
4. Yudi sudah
seminar proposal skripsi kemarin.
Analisisnya yaitu kalimat tersebut jika diucapkan kepada
seorang mahasiswa semester XII, bukan hanya sekedar memberikan informasi saja
akan tetapi juga melakukan sesuatu, yaitu memberikan dorongan agar mahasiswa
tadi segera mengerjakan skripsinya.
5. Santoso sedang
sakit.
Analisisnya yaitu kalimat tersebut jika diucapkan kepada
temannya yang menghidupkan radio dengan volume tinggi, berarti bukan saja
sebagai informasi tetapi juga untuk menyuruh agar mengecilkan volume atau
mematikan radionya
3) Tindak Perlokusi
Tindak perlokusi adalah sebuah tuturan yang dituturkan oleh
seseorang seringkali mempunyai daya pengaruh atau efek bagi yang mendengarkan.
Contoh:
1. Nilai rapormu
bagus sekali.
Analisisnya yaitu dari segi ilokusi, bisa berarti pujian
atau ejekan. Pujian kalau memang nilai rapor itu bagus, dan ejekan kalau nilai
rapor itu memang tidak bagus. Sedangkan dari segi perlokusi, dapat membuat si
pendengar itu menjadi sedih dan sebaliknya dapat mengucapkan terimakasih.
2. Sudah 3 minggu
kamar ini tidak dibersihkan.
Analisisnya yaitu dari segi ilokusi, menyuruh untuk
membersihkan, sedangkan dari segi perlokusi, si anak akan mengambil sapu dan
membersihkannya
3. Samin bebas SPP.
Analisinya yaitu kalimat tersebut jika diucapkan seorang
guru kepad murid-muridnya, maka ilokusinya adalah meminta agar teman-temannya
tidak iri, dan perlokusinya adalah agar teman-temannya memaklumi keadaan
ekonomi orang tua Samin
4. Kemarin ayahku
sakit.
Analisisnya yaitu kalimat tersebut jika diucapkan oleh
seseorang yang tidak dapat menghadiri undangan temannya. Maka ilokusinya adalah
untuk meminta maaf, dan perlokusinya adalah agar orang yang mengundangnya harap
maklum.
5. Mungkin Ibu
menderita penyakut jantung koroner.
Analisisnya yaitu seorang dokter menginformasikan kepada
keluarga pasien mengenai penyakit yang diderita pasien tersebut yang
memungkinkan akan membuat keluarganya sedih atau panik.
Representatif :
1.
“Saya kira kita sudah
sepakat
untuk memberikan ruang
pribadi...,” Ona
menggumam
sembari menelungkup
di atas kursi panjang.
Tuturan diucapkan olehOna kepada Ibu dan Bapaknya.Dinyatakan
sebagai tuturanrepresentatif karena tuturannyadapat bermakna spekulasi akan
pemberian ruang pribadi dan secaraimplisit menyatakan bahwa ia butuhruang
pribadi dan menginginkanBapak dan Ibunya memberikan Onaruang pribadi.
2.
Sayang, dalam satu rumah, memang ada sekat-sekat untuk ruang
makan,ruang tidur yang pribadi, dan jugaruang berkumpul di mana kamuharus
menjadi bagian dari kesatuandengan anggota keluargamu yang
lain,” ayahnya mencoba
menetralisir ketegangan ibu dananak.
Tuturan ini diutarakan olehBapak kepada Ona. Tuturan
inirepresentatif karena merupakansuatu tuturan yang memaparkanatau melaporkan
suatu kebenaranyang diyakini penutur dalam hal iniBapak.
3.
Saya terpaksa memasuki ruang
tidur kalian,” gumamnya perlahan.
Tuturan ini dinyatakan representatif karena hanya merupakan
suatu pemberitahuan bahwa ia (Ona)memasuki kamar keduaorangtuanya.4.
“Perkawinan yang gagal tetap mati
di mata siapapun. Apalagi jika sayatelah melihat serangkaian
kenyataan yang begitu verbal.” Ona
berbicara dengan nada dingin sambil membalik-balik lembaran
novel itu.
Tuturan ini adalah tuturanrepresentatif karena
merupakansebuah pengakuan yang dikatakanoleh Ona melihat rumah tanggakedua
orangtuanya.
5.
“Aku kira Bapak selalu jujur,”Ona
mulai menuntut. T
uturan inidigolongkan sebagai representatif karena bemakna
spekulasi. Namun,tuturan ini bisa juga digolongkansebagai direktif karena ada
maknatersembunyi yang menuntut Bapak untuk jujur.
6.
“Tapi, Pak..., dia memang cucumu. Randi adalah anakku...”
Tuturan inidisampaikan oleh Ona kepadaBapak sebagai
pemberitahuan bahwa Randi adalah anaknya. Olehsebab itu, tuturan ini
digolongkanrepresentatif karena berisi fakta ataukebenaran yang dapat
dibuktikan.
7.
Kalau mengikuti
peraturanmasyarakat, Yanto itu pacarku.
Tapi...”
Tuturan ini pun dinyatakanoleh Ona yang menanggapi
pertanyaan Bapak seputar Yanto.Tuturan ini digolongkanrepresentatif karena juga
berisi faktayang dapat dibuktikan.
Direktif
1.
“Tapi barangkali Ibu
benar. Aku
bisa saja menyalahgunakan
kepercayaan itu. Nih...,” Ona
menyodorkan kunci pintu itu,
“supaya Ibu merasa aman.”
Tuturan ini diucapkan Ona kepadaIbunya dengan intensi agar
Ibu nyamengambil kunci pintu yangdiberikan Ona. Oleh sebab itu,tuturan ini
digolongan ke dalamtuturan direktif karena penutur mengucapkan sesuatu
denganmaksud agar mitra tutur melakukantindakan sesuai apa yang penutur katakan
dalam tuturannya.
2.
“Tidak apa, Bu. Saya mengerti
kecemasan orangtua. Sebaiknya Ibu menjalankan apa yang Ibu
percaya....”
Tuturan ini pundiucapkan Ona kepada Ibunya.Tuturan ini
diklasifikasikan kedalam tuturan direktif karenatuturan Ona merupakan suatu
saranyang ia harap mitra tutur akanlakukan.
3.
“Saya ki
ra, ini masih termasuk lingkup ruang tidur saya..., kecuali,
ya, kecuali jika Ibu atau Bapak memutuskan untuk memasukinya.
Tuturan ini dikatakan oleh Onakepada kedua
orangtua.Digolongkan ke dalam tuturandirektif karena mempertimbangkanaspek makna
implisit yangtercantum bahwa Ona tak inginkedua orang tuanya memasukiruang
tidur (pribadi) nya. Hal ini pun bisa diketahui bahwa tuturanini direktif
karena narasi setelahtuturan ini, Bapak dan Ibunyamemutuskan untuk tidak
memasukiruang pribadinya.
Komisif
1.
“Dan Bapak masih selalu jujur,Sayang.”
Tuturan Bapak kepadaOna ini digolongkan ke dalamtuturan
komisif karena secaraimplisit merajuk pada janji untuk terus selalu jujur.
Bapak menyatakan kesanggupan untuk jujur
yang berarti memberikankonsekuensi pada Bapak untuk melakukan sesuai
tuturannya.
2.
Bapak tak akan
mungkin memilikilebih daripada yang sudah
kumiliki.”
Tuturan ini diucapkanBapak kepada Ona. Tuturan inimenanggapi
pertanyaan Onatentang siapa kekasih Bapaknyadan Bapak menyangkal dengankalimat
tersebut. Oleh sebab itu, inimerupakan tuturan komisif karena bermaksud
menjanjikan Ona akankesetiaannya pada keluarga,
3.
“...titik persoalannya adalah saya
memilih untuk berjalan sendiri,tanpa kawan. Jadi, jika
sayamemilih rute yang berbeda dantidak konvensional, saya akanmenanggungnya
sendiri tanpamembuat orang lain menderita.Saya juga tak akan memasukikamar
orang lain, karena sayatelah memiliki kamar untuk saya
sendiri...”
Tuturan ini digolongkanke dalam tuturan komisif karenayang
disampaikan Ona kepadaBapaknya ini menyatakankesanggupannya untuk hidupsendiri
dan berjanji untuk tak memasuki kamar (kehidupan)orang lain.
Ekspresif
1.
“ Kamu terlalu memanjakannya.”
Tuturan Ibu kepada Bapak inimengeluh dan menyatakan kritik
terhadap sikapnya pada Ona.Tuturan ini dinyatakan tuturanekspresif karena salah
satu cirituturan ekspresif adalah tuturanyang mengeluh dan mengkritik.
2.
“Memberikan
kepercayaan besar
pada dia,
sesungguhnya sekaligus
memberi beban.”
Tuturan berikutdiucapkan oleh Bapak danditujukan kepada Ibu
membalas perkataan Ibu (tuturan no. 1).Tuturan ini dinyatakan ekspreesif karena
merupakan suatu bentuk tuturan yang mengkritik tuturansebelumnya.
3.
“Ibu sangat
manusiawi. Bapak yang cacat.”
Tuturan inidigolongkan tuturan ekspresif karena kata-kata
Bapak kepadaOna ini mengindikasikan dua halyaitu memuji Ibu (istrinya)
danmenyalahkan dirinya sendiri.4.
“Kamu akan
kesepian..”
TuturanBapak kepada Ona ini menanggapikeputusan Ona yang tak
inginmenikah dan hidup sendiri. Karenaitu, tuturan ini diglolongkan
tuturankomisif karena memiliki unsur kritik dalam makna tuturannya.5.
“Rasa repi itu selalu menyerang
setiap orang yang
menikah maupun yang tidak menikah. Barangkalirasa sepi akan terasa lebih
perihbagi mereka yang mengalamikegagalan dalam perkawinan. Mereka terbiasa
beragi, lalu
mereka terpaksa menjadi sendiri.”
Tuturan ini diucapkan Onamenanggapi perkataan
Bapaknya(tuturan no. 4). Ona mengkritik
balik komentar atau tuturanBapaknya maka itu kalimat ini jugadigolongkan
tuturan komisif.6.
“Kebisuan Bapak sangat berbohong.”
Tuturan ini memilikimaksud untuk membuat Bapaknya berhenti
diam dan membisu.Tuturan ini bisa juga dianggapsebagai keluhan Ona
sehinggatuturan ini masuk golongan tuturankomisif.
1. Tindak Lokusi
Tindak lokusi adalah tindak tutur yang berhubungan dengan mengatakan sesuatu. Contohnya, yaitu:
a.Manusia adalah salah satu mahluk ciptaan Tuhan.
b.Jari tangan manusia jumlahnya sepuluh.
c.Ikan paus adalah hewan yang menyusui.
d.Indonesia memiliki beragam budaya.
e.Kendari adalah ibu kota Sulawesi Tenggara.
2. Tindak Ilokusi
Tindak ilokusi adalah tindak tutur yang berkaitan dengan perbuatan dalam hubungannya dengan mengatakan sesuatu. Contohnya, yaitu:
a.Sudah satu minggu lantai ruangan ini tidak disapu. (menyuruh untuk menyapu)
b.Ada binatang buas. (mengingatkan untuk berhati-hati)
c.Kukumu sudah panjang. (menyuruh untuk dipotong)
d.Bagus sekali kalau kamar ini dibersihkan. (menyuruh untuk membersihkan)
e.Ada anjing gila. (menyuruh untuk berhati-hati)
3. Tindak Perlokusi
Tindak perlokusi adalah tindak tutur yang menimbulkan efek atau akibat karena adanya suatu tindakan dalam mengatakan sesuatu. Contohnya, yaitu:
a. Dialog 1
A: Kegiatan lomba baca puisi akan dilaksanakan besok. Kamu sudah mengetahuinyakan?
B: Iya, saya sudah diberitahu tadi.
A: Kamu bisa tidak, besok datang lebih pagi?
B: Rumah saya jauh. (ilokusi)
A: O, baiklah. Kamu datang sesuai jadwal biasanya saja. (perlokusi)
Keterangan:
“,Baiklah. Kamu datang sesuai jadwal biasanya saja.” Kalimat tersebut merupakan kalimat perlokusi atau efek dari ilokusi “Rumah saya jauh.” Tokoh A memaklumi alasan tokoh B ysng tidak dapat hadir atau datang lebih pagi sebab rumahnya jauh. Oleh karena itu, tokoh A memakluminya dengan menyuruh tokoh B untuk datang sesuai jadwal biasanya saja.
b. Dialog 2
A: Kemarin adalah lang tahun saya. Kamu tidak lupa kan?
B: Iya, saya ingat kok.
A: Tetapi, mengapa kamu tidak datang ke rumahku kemarin?
B: Kemarin saya sangat sibuk. (ilokusi)
A: Tak apalah, saya mengerti. Setidaknya kau telah menginganya.(perlokusi)
Keterangan:
“Tak apalah, saya mengerti. Setidaknya kamu mengingatnya.” Kalimat ini merupakan kalimat perlokusi dari kalimat ilokusi “Kemarin saya sangat sibuk.” Tokoh A memaklumi alasan tokoh B yang tidak datang ke rumah tokoh A yang disebabkan tokoh B sangat sibuk kemarin. Kalimat tersebutlah yang merupakan contoh perlokusi yaitu tindakan yang secara langsung dipahami oleh salah satu pembicara.
c. Pencopet! Pencopet!
Keterangan:
Akibat adanya teriakan pencopet, orang-orang berlari mengejar seseorang yang dituduh pencopet. (perlokusi)
d. “Kamarmu kotor sekali ya?” kata seorang ibu pada anaknya.
Keterangan:
Anak yang menjadi lawan bicara langsung mengambil sapu dan membersihkan kamarnya. Tindakan yang dilakukan anak ini merupakan perlokusi.
e. Dialog 3
A: Bisakah kamu menemaniku ke pasar?
B: Saya sangat sibuk.(ilokusi)
A: Baiklah, biar saya ke pasar sendiri. (perlokusi)
Keterangan:
Tokoh A memaklumi alasan tokoh B yang tidak dapat menemaninya ke pasar.
No comments:
Post a Comment