Thursday, March 5, 2015

Pengertian DDST (Denver Development Screening Test) OLEH FAISAL EFENDI

 Pengertian DDST (Denver Development Screening Test)
OLEH FAISAL EFENDI






I. Pengertian DDST (Denver Development Screening Test)
DDST adalah salah satu metode screening terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. (Soetjiningsih, 1998).  

II.   Fungsi DDST
DDST digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6 tahun.

III.   Aspek-aspek Perkembangan yang Dinilai
Dalam DDST terdapat 125 tugas-tugas perkembangan dimana semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi :
A. Personal Social (Perilaku Sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, seperti:
1. Menatap muka
2. Membalas senyum pemeriksa
3. Tersenyum spontan
4. Mengamati tangannya
5. Berusaha menggapai mainan
6. Makan sendiri
7. Tepuk tangan
8. Menyatakan keinginan
9. Daag-daag dengan tangan
10. Main bola dengan pemeriksa

B. Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan dalam:
1. Mengikuti ke garis tengah
2. Mengikuti lewat garis tengah
3. Memegang icik-icik
4. Mengikuti 1800
5. Mengamati manik-manik
6. Tangan bersentuhan
7. Meraih
8. Mencari benang
9. Menggaruk manik-manik
10. Memindahkan kubus

C. Language (Bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan yang meliputi :
1. Bereaksi
2. Bersuara
3. Oooo ? Aaaah
4. Tertawa
5. Berteriak
6. Menoleh ke bunyi icik-icik
7. Menoleh ke arah suara
8. Satu silabel
9. Meniru bunyi kata-kata
10. Papa/mama tidak spesifik
D. Gross Motor (Gerak Motorik Kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, meliputi kemampuan dalam:
1. Gerakan seimbang
2. Mengangkat kepala
3. Kepala terangkat ke atas
4. Duduk kepala tegak
5. Menumpu badan pada kaki
6. Dada terangkat menumpu satu lengan
7. Membalik
8. Bangkit kepala tegak
9. Duduk tanpa pegangan
10. Berdiri tanpa pegangan

IV.  Cara Mengukur Perkembangan Anak dengan DDST
Pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa setiap kali skrining biasanya hanya berkisar antara 20-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama, hanya sekitar 15-20 menit saja
A. Alat yang Digunakan
1.Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-kuning-hijau- biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas, dan pensil.
2. Lembar formulir DDST
3. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara menilainya.

B. Prosedur DDST terdiri dari dua tahap, yaitu:
1. Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3 – 6 bulan, 9 – 12 bulan, 18 – 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun.
2. Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama kemudian dilarutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.

C. Penilaian 
Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis, yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal, abnormal, meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites (Untestable).  
1. Abnormal
-  Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
- Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
2. Meragukan
-  Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
-  Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
3. Tidak dapat dites
- Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
4. Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.

Agar lebih cepat dalam melaksanakan skrining, maka dapat digunakan tahap pra skrining dengan menggunakan :
1. DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil 3 tugas (sehingga seluruhnya ada 12 tugas) yang ditanyakan pada ibunya. Bila didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap “suspect” dan perlu dilanjutkan dengan DDST lengkap.
2. PDQ (Pra-Screening Development Questionnaire)
Bentuk kuisioner ini digunakan bagi orang tua yang berpendidikan SLTA ke atas dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik. Dipilih 10 pertanyaan pada kuisioner yang sesuai dengan umur anak. Kemudian dinilai berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan dan pada kasus yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap. (Soetjiningsih, 1998)

V. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh-kembang anak, yaitu:
1. Faktor Genetik
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti sindrom Down, sindrom Turner yang disebabkan oleh kelainan kromosom.
2. Faktor Lingkungan
a. Faktor Lingkungan Pra natal, antara lain:
-  Gizi ibu pada waktu hamil
-   Mekanis (trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin)
-   Toksin / zat kimia (zat teratogen: obat-obatan teralidomide, pkenitoin, methadion, obna-obat anti kanker)
-   Endokrin (defisiensi hormon somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin)
-   Radiasi
-  Infeksi (Torch, Varisela, Coxsakie, Echovirus, Malaria, Lues, HIV, polio, campak, teptospira, virus influenza, virus hepatitis)
-   Stres
-   Imunitas
-   Anoksia embrio

b. Faktor Lingkungan Post Natal, yaitu :
1. Lingkungan Biologis, antara lain: Ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon.
2. Faktor Fisik, antara lain: cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah, radiasi.
3. Faktor Psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak-orang tua.
4. Faktor Keluarga dan Adat Istiadat, antara lain: pekerjaan/ pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, agama, urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, angaran, dll. (Soetjiningsih, 1998)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian KMS Balita
KMS adalah kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indikator
perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh
kembang balita setiap bulan dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun. KMS juga
dapat diartikan sebagai “ rapor “ kesehatan dan gizi (Catatan riwayat
kesehatan dan gizi ) balita
B.
Tujuan Penggunaan KMS Balita
Umum : Mewujudkan tingkat tumbuh kembang dan status kesehatan anak
balita secara optimal.
Khusus : 1. Sebagai alat bantu bagi ibu atau orang tua dalam memantau
tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita yang optimal.
2.
Sebagai alat bantu dalam memantau dan menentukan tindakan
– tindakan untuk mewujudkan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan balita yang optimal.

C.
Fungsi KMS Balita
1.
Sebagai media untuk “ mencatat / me
mantau ” riwayat kesehatan balita
secara lengkap.
2.
Sebagai media “ penyuluhan ” bagi orang tua balita tentang kesehatan
balita
3.
Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan bagi petugas untuk
menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi terbaik bagi balita.
4.
Sebagai kartu analisa tumbuh kembang balita
D.
a.
Garis merah (agar melengkung) dibentuk dengan menghubungkan
angka angka yang dihitung dari 70 % median baku WHO – NCHS.
b.
Dua pita warna kuning di atas garis merah berturut- turut terbentuk
masing - masing dengan batas atas 75 % dan 80 % median baku
WHO – NCHS.
c.
Dua pita warna hijau muda di atas pita kuning dibentuk masing –
masing dengan batas atas 85 % dan 90 % median baku WHO – NCHS.
d.
Dua pita warna hijau tua di atasnya dibentuk msing - masing dengan
batas atas 95 % dan 100 % median baku WHO – NCHS.
e.
Dua pita warna hijau muda dan kuning masing – masing pita bernilai 5
% dari baku median adalah daerah di mana anak – anak sudah
mempunyai kelebihan berat badan



Pekerjaan = diisi dengan pekerjaan ibu anak tersebut
Contoh
11)
Alamat = diisi dengan alamat tempat tinggal keluarganya
contoh
2.
Catatan Pemberian Imunisasi
Catatan ini disediakan untuk mencatat tanggal, bulan dan tahun pemberian
imunisasi bagi bayi 0 – 12 bulan yan diberi imunisasi tertentu. Catatan
diisi langsung oleh petugas imunisasi setelah imunisasi diberikan.
a.
Imunisasi BCG = diisi dengan tanggal, bulan dan tahun anak tersebut
mendapatkan imunisasi BCG pada kolom 1.
Contoh : 2 September 1994 atau ( 02 / 09 / 1994 )
b.
Imunisasi DPT = diisi dengan tanggal, bulan dan tahun anak tersebut
mendapatkan imunisasi DPT kontak yang ke 1, 2, dan 3.
Contoh :
Tanggal imunisasi DPT 1 = 2 September 1994 atau ( 02 / 09 / 1994 )
dicatat tanggal pada kolom 1.
Tanggal imunisasi DPT 2 = 3 Oktober 1994 atau ( 03 / 10 / 1994 )
dicatat tanggal pada kolom 2.
Tanggal imunisasi DPT 3 = 2 Nopember 1994 atau ( 02 / 11 / 1994 )
dicatat tanggal pada kolom 3.
c.
Imunisasi Polio = diisi tanggal, bulan dan tahun anak tersebut
mendapatkan imunisasi Polio kontak yang ke 1, 2, 3 dan 4.
Contoh :
Nama Ibu : Tumirah
Pekerjaan : Buruh Tani
Alamat : Dukuh Krayan, Desa Waru Kidul
Tanggal imunisasi Polio 1 = 2 Nopember 1994 atau ( 02 / 11 / 1994)
dicatat tanggal pada kolom 1.
Tanggal imunisasi Polio 2 = 3 Oktober 1994 atau ( 03 / 10 / 1994)
dicatat tanggal pada kolom 2.
Tanggal imunisasi Polio 3 = 2 Nopember 1994 atau ( 02 /11 / 1994)
dicatat tanggal pada kolom 3
Tanggal imunisasi Polio 4 = 5 Desember 1994 atau ( 05 / 12 / 1994 )
dicatat tanggal pada kolom 4
d.
Imunisasi Campak = diisi tanggal, bulan dan tahun anak tersebut
mendapatkan imunisasi Campak.
Contoh = 5 Desember 1994 atau ( 05 / 12 / 1994 )
e.
Imunisasi Hepatitis B = diisi tanggal, bulan dan tahun anak tersebut
mendapatkan imunisasi Hepatitis B kontak yang ke 1, 2 dan 3.
Contoh :
Tanggal imunisasi Hepatitis B1 = 2 Agustus 1994 atau ( 02 / 08 / 1994
) dicatat tanggal pada kolom 1.
Tanggal imunisasi Hepatitis B2 = 3 September 1994 atau ( 03 / 9 /
1994) dicatat tanggal pada kolom 2.
Tanggal imunisasi Hepatitis B3 = 5 Desember 1994 atau ( 05 / 12 /
1994 ) dicatat tanggal pada kolom 3
3.
Catatan distribusi Vitamin A dosis Tinggi
Kolom pencatatan ini digunakan untuk mencatat tanggal pemberian
kapsul vitamin A yang diberikan kepada anak yang berumur 1 – 5 tahun
satu kapsul setiap 6 bulan ( Pelaksan
aan dilakukan setiap bulan Februari
dan Agustus ). Tanggal diberikan ( ke 1 s/d ke 8 ) = diisi dengan tanggal,
bulan dan tahun anak tersebut mendapatkan kapsul vitamin A setiap 6
bulan sekali.
Contoh : pemberian yang ke 1 pada tanggal 12 Agustus 1995 dicatat
sebagai berikut


Setiap anak, sebelum umur 1 ( satu ) tahun, harus sudah mendapat
imunisasi lengkap.
b.
Jika ada balita yang sampai umur 12 bulan belum memperoleh
imunisasi, dianjurkan agar anak segera dibawa ke Posyandu atau
Puskesmas untuk mendapat imunisasi.
c.
Jika ada balita yang sudah pernah mendapat imunisasi tetapi belum
lengkap, anjurkan ibu agar membawa anaknya ke posyandu /
puskesmas untuk diberi imunisasi lengkap.
d.
Jika anak sudah mendapat imunisasi lengkap ibunya perlu diberi
pujian.
e.
Manfaat imunisasi
Untuk melindungi anak balita dari beberapa penyakit infeksi yang
berbahaya.
f.
Yang perlu mendapat imunisasi
Semua anak umur 0 – 12 bulan harus mendapat imunisasi.
g.
Macam imunisasi
h.
BCG untuk mencegah penyakit TBC.
i.
DPT untuk mencegah penyakit difteri, batuk rejan dan tetanus.
j.
Campak untuk mencegah penyakit Campak.
k.
Hepatitis B untuk mencegah penyakit Hepatitis.
l.
Tempat memperoleh imunisasi di : Posyandu, Puskesmas pembantu,
Puskesmas keliling, Puskesmas, dan Rumah sak
b.
Keterangan :
*) Interpretasi tersebut hanya berlaku bagi balitaa yang mempunyai
berat badan normal dan kurang. Bila balita yang sudah kelebihan
berat badan sebaiknya secara khusus dikonsultasikan ke dokter

No comments:

Post a Comment