OLEH FAISAL EFENDI
I. Pengertian DDST (Denver Development
Screening Test)
DDST adalah salah satu metode screening
terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes
IQ. (Soetjiningsih, 1998).
II.
Fungsi DDST
DDST digunakan untuk menaksir perkembangan personal
sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6
tahun.
III.
Aspek-aspek Perkembangan yang Dinilai
Dalam DDST terdapat 125 tugas-tugas perkembangan
dimana semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan
diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi :
A. Personal Social (Perilaku Sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, seperti:
1. Menatap muka
2. Membalas senyum pemeriksa
3. Tersenyum spontan
4. Mengamati tangannya
5. Berusaha menggapai mainan
6. Makan sendiri
7. Tepuk tangan
8. Menyatakan keinginan
9. Daag-daag dengan tangan
10. Main bola dengan pemeriksa
B. Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan dalam:
1. Mengikuti ke garis tengah
2. Mengikuti lewat garis tengah
3. Memegang icik-icik
4. Mengikuti 1800
5. Mengamati manik-manik
6. Tangan bersentuhan
7. Meraih
8. Mencari benang
9. Menggaruk manik-manik
10. Memindahkan kubus
C. Language (Bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan yang meliputi :
1. Bereaksi
2. Bersuara
3. Oooo ? Aaaah
4. Tertawa
5. Berteriak
6. Menoleh ke bunyi icik-icik
7. Menoleh ke arah suara
8. Satu silabel
9. Meniru bunyi kata-kata
10. Papa/mama tidak spesifik
D. Gross Motor (Gerak Motorik Kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap
tubuh, meliputi kemampuan dalam:
1. Gerakan seimbang
2. Mengangkat kepala
3. Kepala terangkat ke atas
4. Duduk kepala tegak
5. Menumpu badan pada kaki
6. Dada terangkat menumpu satu lengan
7. Membalik
8. Bangkit kepala tegak
9. Duduk tanpa pegangan
10. Berdiri tanpa pegangan
IV. Cara Mengukur Perkembangan Anak dengan DDST
Pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa setiap kali
skrining biasanya hanya berkisar antara 20-30 tugas saja, sehingga tidak
memakan waktu lama, hanya sekitar 15-20 menit saja
A. Alat yang Digunakan
1.Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik,
kubus warna merah-kuning-hijau- biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis,
bel kecil, kertas, dan pensil.
2. Lembar formulir DDST
3. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan
cara-cara melakukan tes dan cara menilainya.
B. Prosedur DDST terdiri dari dua tahap, yaitu:
1. Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada
semua anak yang berusia 3 – 6 bulan, 9 – 12 bulan, 18 – 24 bulan, 3 tahun, 4
tahun, 5 tahun.
2. Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai
adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama kemudian dilarutkan dengan
evaluasi diagnostik yang lengkap.
C. Penilaian
Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F),
ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O).
Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis, yang memotong garis
horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada
masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan
pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal, abnormal, meragukan
(Questionable) dan tidak dapat dites (Untestable).
1. Abnormal
- Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan,
pada 2 sektor atau lebih
- Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau
lebih keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada
sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan
dengan garis vertikal usia.
2. Meragukan
- Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan
atau lebih.
- Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1
keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang
berpotongan dengan garis vertikal usia.
3. Tidak dapat dites
- Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes
menjadi abnormal atau meragukan.
4. Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di
atas.
Agar lebih cepat dalam melaksanakan skrining, maka
dapat digunakan tahap pra skrining dengan menggunakan :
1. DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya
diambil 3 tugas (sehingga seluruhnya ada 12 tugas) yang ditanyakan pada ibunya.
Bila didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap “suspect” dan
perlu dilanjutkan dengan DDST lengkap.
2. PDQ (Pra-Screening Development Questionnaire)
Bentuk kuisioner ini digunakan bagi orang tua yang
berpendidikan SLTA ke atas dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat
menunggu di klinik. Dipilih 10 pertanyaan pada kuisioner yang sesuai dengan
umur anak. Kemudian dinilai berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan dan pada
kasus yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap. (Soetjiningsih, 1998)
V. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap
tumbuh-kembang anak, yaitu:
1. Faktor Genetik
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai
faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau
bangsa. Seperti sindrom Down, sindrom Turner yang disebabkan oleh kelainan
kromosom.
2. Faktor Lingkungan
a. Faktor Lingkungan Pra natal, antara lain:
- Gizi ibu pada waktu hamil
- Mekanis (trauma dan cairan ketuban yang
kurang, posisi janin)
- Toksin / zat kimia (zat teratogen:
obat-obatan teralidomide, pkenitoin, methadion, obna-obat anti kanker)
- Endokrin (defisiensi hormon
somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin)
- Radiasi
- Infeksi (Torch, Varisela, Coxsakie, Echovirus,
Malaria, Lues, HIV, polio, campak, teptospira, virus influenza, virus
hepatitis)
- Stres
- Imunitas
- Anoksia embrio
b. Faktor Lingkungan Post Natal, yaitu :
1. Lingkungan Biologis, antara lain: Ras/suku bangsa,
jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit,
penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon.
2. Faktor Fisik, antara lain: cuaca, musim, keadaan
geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah, radiasi.
3. Faktor Psikososial, antara lain: stimulasi,
motivasi belajar, hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta
dan kasih sayang, kualitas interaksi anak-orang tua.
4. Faktor Keluarga dan Adat Istiadat, antara lain:
pekerjaan/ pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis
kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu,
adat-istiadat, norma-norma, agama, urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat
yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, angaran, dll. (Soetjiningsih,
1998)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian KMS Balita
KMS adalah kartu yang memuat grafik
pertumbuhan serta indikator
perkembangan yang bermanfaat untuk
mencatat dan memantau tumbuh
kembang balita setiap bulan dari
sejak lahir sampai berusia 5 tahun. KMS juga
dapat diartikan sebagai “ rapor “
kesehatan dan gizi (Catatan riwayat
kesehatan dan gizi ) balita
B.
Tujuan Penggunaan KMS Balita
Umum : Mewujudkan tingkat tumbuh
kembang dan status kesehatan anak
balita secara optimal.
Khusus : 1. Sebagai alat bantu bagi
ibu atau orang tua dalam memantau
tingkat pertumbuhan dan perkembangan
balita yang optimal.
2.
Sebagai alat bantu dalam memantau
dan menentukan tindakan
– tindakan untuk mewujudkan tingkat
pertumbuhan dan
perkembangan balita yang optimal.
C.
Fungsi KMS Balita
1.
Sebagai media untuk “ mencatat / me
mantau ” riwayat kesehatan balita
secara lengkap.
2.
Sebagai media “ penyuluhan ” bagi
orang tua balita tentang kesehatan
balita
3.
Sebagai sarana pemantauan yang dapat
digunakan bagi petugas untuk
menentukan tindakan pelayanan
kesehatan dan gizi terbaik bagi balita.
4.
Sebagai kartu analisa tumbuh kembang
balita
D.
a.
Garis merah (agar melengkung)
dibentuk dengan menghubungkan
angka angka yang dihitung dari 70 %
median baku WHO – NCHS.
b.
Dua pita warna kuning di atas garis
merah berturut- turut terbentuk
masing - masing dengan batas atas 75
% dan 80 % median baku
WHO – NCHS.
c.
Dua pita warna hijau muda di atas
pita kuning dibentuk masing –
masing dengan batas atas 85 % dan 90
% median baku WHO – NCHS.
d.
Dua pita warna hijau tua di atasnya
dibentuk msing - masing dengan
batas atas 95 % dan 100 % median
baku WHO – NCHS.
e.
Dua pita warna hijau muda dan kuning
masing – masing pita bernilai 5
% dari baku median adalah daerah di
mana anak – anak sudah
mempunyai kelebihan berat badan
Pekerjaan = diisi dengan pekerjaan
ibu anak tersebut
Contoh
11)
Alamat = diisi dengan alamat tempat
tinggal keluarganya
contoh
2.
Catatan Pemberian Imunisasi
Catatan ini disediakan untuk
mencatat tanggal, bulan dan tahun pemberian
imunisasi bagi bayi 0 – 12 bulan yan
diberi imunisasi tertentu. Catatan
diisi langsung oleh petugas
imunisasi setelah imunisasi diberikan.
a.
Imunisasi BCG = diisi dengan
tanggal, bulan dan tahun anak tersebut
mendapatkan imunisasi BCG pada kolom
1.
Contoh : 2 September 1994 atau ( 02
/ 09 / 1994 )
b.
Imunisasi DPT = diisi dengan
tanggal, bulan dan tahun anak tersebut
mendapatkan imunisasi DPT kontak
yang ke 1, 2, dan 3.
Contoh :
Tanggal imunisasi DPT 1 = 2
September 1994 atau ( 02 / 09 / 1994 )
dicatat tanggal pada kolom 1.
Tanggal imunisasi DPT 2 = 3 Oktober
1994 atau ( 03 / 10 / 1994 )
dicatat tanggal pada kolom 2.
Tanggal imunisasi DPT 3 = 2 Nopember
1994 atau ( 02 / 11 / 1994 )
dicatat tanggal pada kolom 3.
c.
Imunisasi Polio = diisi tanggal,
bulan dan tahun anak tersebut
mendapatkan imunisasi Polio kontak
yang ke 1, 2, 3 dan 4.
Contoh :
Nama Ibu : Tumirah
Pekerjaan : Buruh Tani
Alamat : Dukuh Krayan, Desa Waru
Kidul
dicatat tanggal pada kolom 1.
Tanggal imunisasi Polio 2 = 3
Oktober 1994 atau ( 03 / 10 / 1994)
dicatat tanggal pada kolom 2.
Tanggal imunisasi Polio 3 = 2
Nopember 1994 atau ( 02 /11 / 1994)
dicatat tanggal pada kolom 3
Tanggal imunisasi Polio 4 = 5
Desember 1994 atau ( 05 / 12 / 1994 )
dicatat tanggal pada kolom 4
d.
Imunisasi Campak = diisi tanggal,
bulan dan tahun anak tersebut
mendapatkan imunisasi Campak.
Contoh = 5 Desember 1994 atau ( 05 /
12 / 1994 )
e.
Imunisasi Hepatitis B = diisi
tanggal, bulan dan tahun anak tersebut
mendapatkan imunisasi Hepatitis B
kontak yang ke 1, 2 dan 3.
Contoh :
Tanggal imunisasi Hepatitis B1 = 2
Agustus 1994 atau ( 02 / 08 / 1994
) dicatat tanggal pada kolom 1.
Tanggal imunisasi Hepatitis B2 = 3
September 1994 atau ( 03 / 9 /
1994) dicatat tanggal pada kolom 2.
Tanggal imunisasi Hepatitis B3 = 5
Desember 1994 atau ( 05 / 12 /
1994 ) dicatat tanggal pada kolom 3
3.
Catatan distribusi Vitamin A dosis
Tinggi
Kolom pencatatan ini digunakan untuk
mencatat tanggal pemberian
kapsul vitamin A yang diberikan
kepada anak yang berumur 1 – 5 tahun
satu kapsul setiap 6 bulan (
Pelaksan
aan dilakukan setiap bulan Februari
dan Agustus ). Tanggal diberikan (
ke 1 s/d ke 8 ) = diisi dengan tanggal,
bulan dan tahun anak tersebut
mendapatkan kapsul vitamin A setiap 6
bulan sekali.
Contoh : pemberian yang ke 1 pada
tanggal 12 Agustus 1995 dicatat
sebagai berikut
Setiap anak, sebelum umur 1 ( satu )
tahun, harus sudah mendapat
imunisasi lengkap.
b.
Jika ada balita yang sampai umur 12
bulan belum memperoleh
imunisasi, dianjurkan agar anak
segera dibawa ke Posyandu atau
Puskesmas untuk mendapat imunisasi.
c.
Jika ada balita yang sudah pernah
mendapat imunisasi tetapi belum
lengkap, anjurkan ibu agar membawa
anaknya ke posyandu /
puskesmas untuk diberi imunisasi
lengkap.
d.
Jika anak sudah mendapat imunisasi
lengkap ibunya perlu diberi
e.
Manfaat imunisasi
Untuk melindungi anak balita dari
beberapa penyakit infeksi yang
berbahaya.
f.
Yang perlu mendapat imunisasi
Semua anak umur 0 – 12 bulan harus
mendapat imunisasi.
Macam imunisasi
h.
BCG untuk mencegah penyakit TBC.
i.
DPT untuk mencegah penyakit difteri,
batuk rejan dan tetanus.
j.
Campak untuk mencegah penyakit
Campak.
k.
Hepatitis B untuk mencegah penyakit
Hepatitis.
l.
Tempat memperoleh imunisasi di :
Posyandu, Puskesmas pembantu,
Puskesmas keliling, Puskesmas, dan
Rumah sak
b.
Keterangan :
*) Interpretasi tersebut
hanya berlaku bagi balitaa yang mempunyai
berat badan normal dan
kurang. Bila balita yang sudah kelebihan
berat badan sebaiknya secara
khusus dikonsultasikan ke dokter
No comments:
Post a Comment